Rakyat (Sepakbola) Keok: “Duet” SBY-Nurdin Halid Menang!
Oleh Cardiyan HIS
Namun ini baru pertempuran kecil, perang sesungguhnya belum berakhir. DPR masih bisa melakukan Yudisial Review kepada Mahkamah Konstitusi tentang qorum sidang DPR untuk Hak Menyatakan Pendapat. Dan KONI bisa membekukan PSSI kalau satu bulan ke depan Nurdin Halid tetap bandel dengan Rekomendasi KSN.
Citra SBY melorot tajam gara-gara Hak Angket DPR atas kasus Bank Century. Skor akhir 5-3 dimenangi oleh kubu penentang SBY. Sementara di luar sidang DPR, foto-foto SBY diinjak-injak dan dibakar mahasiswa di banyak kota di Indonesia. Belum lagi ada seekor kerbau tambun di perutnya ditulisi “SBY” dibawa begitu lambannya oleh serombongan demonstran mengelilingi beberapa kali bundaran Hotel Indonesia.
SBY yang terkenal sangat peragu sehingga terkesan sangat sabar, kali ini marah besar terutama soal kerbau itu. Kerbau yang tambun dirasakan oleh SBY sebagai dilambangkan terhadap dirinya yang oleh sebagian masyarakat dikesankan sebagai berbadan besar gemuk yang lamban bekerja, lamban mengambil keputusan meskipun negara sudah di tepi jurang. Tetapi kemarahan SBY pelan-pelan redup seiring DPR reses. Dan politik pencitraan SBY kembali dimainkan. Tim Public Relations SBY boleh dipuji kali ini. Mereka jeli memanfaatkan momentum kemuakan rakyat yang mayoritas penggemar sepakbola terhadap Nurdin Halid, Ketua Umum PSSI. SBY melemparkan ide perlu Kongres Sepakbola Nasional (KSN) untuk mereformasi prestasi sepakbola Indonesia. Tawaran simpatik dilemparkan ke PWI untuk menyiapkan KSN bersama berbagai lapisan masyarakat penggila sepakbola. Biaya sekitar Rp. 3 miliar, sepenuhnya akan disiapkan oleh Menteri Olahraga dan Pemuda Andi Malarangeng (AM).
Tawaran SBY langsung disambar PWI dan segudang media cetak dan elektronik termasuk Gerakan Sejuta Facebooker; para mantan pemain nasional; para supporter hampir semua klub . Targetnya Nurdin Halid harus digusur sebagai Ketua Umum PSSI. Berbagai berita dan ulasan diekspose besar-besaran bahwa Nurdin Halid adalah biang kerok kemerosotan prestasi sepakbola selama 7 tahun menjabat Ketua Umum PSSI. Nurdin Halid (NH) hanya berprestasi dalam mimpi termasuk mimpi menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022 yang akhirnya kandas.
Dan akhirnya kota Malang ditetapkan sebagai tuan rumah. Habis membuka KSN pada 30 Maret 2010 pagi hari, sore harinya SBY diangkat citranya setinggi langit. SBY didampingi AM antri membeli karcis di-closeup habis cameraman dan photographer. SBY patut dicontoh rakyat Indonesia karena dia adalah rakyat gila bola yang mau antri berdesakan demi selembar tiket menonton sepakbola, padahal dia Presiden RI. Dan manakala sebelum kick off dimulai, lagi-lagi SBY turun dari tribun VVIP ke lapangan meskipun hujan rintik-rintik karena mau menyalami para pemain Arema dan Persitara, padahal dia Presiden RI.
Dan setelah pertandingan Arema vs Persitara selesai dengan kemenangan Arema 2-0, arena sidang komisi organisasi KSN dilanjutkan. Rekan saya; Muhamad Kusnaeni, wartawan koran olahraga terbesar di Indonesia “Topskor” yang semula sudah siap membeberkan konsepnya mewakili blok perubahan urung mempresentasikannya. Terlalu banyak anak buah Nurdin Halid yang menghalanginya untuk bicara, belum begitu banyak “preman” yang berwajah angker pendukung NH berkeliaran di ruang dan di luar sidang yang selalu berteriak lantang kalau peserta sidang bersuara menyudutkan NH.
Maka sudah bisa ditebak: pada tanggal 31 Maret 2010 hari kedua sidang sekaligus hari terakhir KSN, kandungan rekomendasi KSN masuk angin. Semua rekomendasi terlalu normatif. Boro-boro merekomendasikan menurunkan Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI. Bahkan dari segi substansi rekomendasi KSN ini sangat mundur yakni meminta agar kegiatan klub berkompetisi dapat dibiayai oleh Pemerintah melalui dana APBN dan atau APBD. Padahal Persib Bandung yang di kompetisi ISL tahun 2008-2009 dikucuri dana APBD Kodya Bandung sebesar Rp. 33 miliar, sekarang telah mampu mandiri karena Persib punya nilai jual tinggi sehingga banyak perusahaan antri untuk menjadi calon sponsor. Begitu pula Arema Malang yang lebih dulu mandiri bahkan siap mau go public, agar saham-sahamnya dapat dibeli oleh masyarakat luas.
Dan permainan diakhiri dengan kekalahan masyarakat sepakbola Indo nesia. Kemenangan politik citra diraih SBY-AM yang berhasil memanfaatkan momentum kuat masyarakat sepakbola membenci kepengurusan PSSI Nurdin Halid untuk mengadakan KSN. Sedangkan kemenangan terbesar dipegang oleh Nurdin Halid tentu saja karena masa jabatannya aman sampai 2011. Bahkan bukan tidak mungkin bisa menjadi Ketua Umum PSSI seumur hidup kalau timas PSSI menjuarai SEA Games 2011 yang akan diselenggarakan di Indonesia. Nurdin Halid yang sekarang status hukumnya sepenuhnya bebas dilawan, sedangkan ketika dia dua kali sedang menjalani hukuman di penjara Salemba, Jakarta saja berhasil menjungkir-balikkan semua kubu lawan antara lain dengan berhasil mengedit statuta FIFA soal status perbuatan kriminal pengurus PSSI!
Namun perang belum berakhir, ini hanya baru pertempuran kecil. SBY masih menghadapi kemungkinan DPR meminta Hak Menyatakan Pendapat. Terlebih suara untuk melakukan Yudisial Review terhadap qorum Sidang DPR akan segera diajukan oleh banyak anggota DPR ke Mahkamah Konsitusi (MK). Kalau hal ini diloloskan MK maka pintu pemakzulan Budiono (SBY) atas kasus Bank Century sangat terbuka kalau mengacu kepada kemenangan telak 5-3 (atau 315 suara anggota DPR penentang SBY).
Nurdin Halid hanya aman-aman saja bila PSSI mampu melakukan reformasi dan membawa timnas juara SEA Games 2011. Tetapi soal reformasi PSSI kita sangat pesimis sebab meskipun sekarang saja sudah ada pelanggaran substansial soal pengangkatan anggota Komite Esksekutif yang tidak sesuai ketentuan FIFA. Begitu juga ambisi timnas juara sepakbola SEA Games 2011 masih fifty-fifty. Kalau semua gagal; resep saya KONI sebagai induk semua cabang olahraga di Indonesia berwenang membekukan kepengurusan PSSI dan FIFA pun tak akan menganggapnya sebagai intervensi. Ayo Bu Rita Subowo (Ketua Umum KONI) jangan takut dengan Nurdin Halid. Para supporter Bobotoh, Bonek, Aremania, Jakmania, Panser dan rakyat sepakbola siap mendukung keputusan KONI.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Turut berduka cita kang. Pelaku bisa dipidanakan, agar jera,
BalasHapussalam,
Imam