Selasa, 29 Desember 2009

Jakarta Pusat adalah Pusat (Cicak) Buaya

Jakarta Pusat adalah Pusat (Cicak) Buaya!

Oleh: Cardiyan HIS

Jakarta sudah tua bangka. Usianya saja sudah mencapai 582 tahun pada 22 Juni 2009 yl. Jakarta pada ribuan tahun yang lampau adalah kawasan yang terbentang pada tanah aluvial yang luas berupa dataran rendah di pantai utara Jawa Barat, yang dibentuk selama 5.000 tahun terakhir masa holosen muda. Sedangkan bagian selatan Jakarta yang lebih tinggi dibentuk pada masa holosen tua. Endapan ini membentuk dataran dengan alur-alur sungai menyerupai kipas.

Dalam perkembangannya kemudian ternyata menarik beberapa kelompok orang Sunda (sampai abad ke 16 orang Sunda masih menjadi mayoritas penduduk Sunda Kelapa) yang termasuk kerajaan Hindu Sunda Pajajaran untuk menghuninya sampai kemudian berkembang menjadi pelabuhan besar yang bernama Sunda Kelapa, yang sudah bercorak internasional sejak dulu.

Sekurang-kurangnya sejak abad ke 5 kapal-kapal dari Tiongkok dan Champa (Vietnam sekarang) dan dari seluruh pelosok Kepulauan Nusantara berlabuh di muara Ciliwung. Sunda Kelapa rupanya menjadi pelabuhan utama Kerajaan Hindu Sunda Pajajaran yang ibukotanya sendiri terletak di Batutulis (Bogor) yang pada jaman itu dapat dicapai dalam dua hari perjalanan menyusuri sungai Ciliwung. Sunda Kelapa kemudian semakin banyak didatangi kapal-kapal dagang asing lainnya dari India dan Kepulauan Ryuku (Jepang).

Namun demikian Jakarta yang sudah menjadi sangat ramai, sampai abad ke 17 ternyata masih dihuni banyak binatang baik yang “ecek-ecek” seperti cicak, ular sampai binatang buas seperti macan (pantesan kesebelasan sepakbola Persija Jakarta dijuluki Macan Kemayoran sampai sekarang meskipun sudah menjadi “Macan Ompong”) dan badak. Bahkan di kali-kali yang membelah daerah kota (Jakarta Pusat sekarang) pun masih banyak berkeliaran buaya ganas.

Konon pada tahun 1692 misalnya, 3 orang laki-laki yang baru tiba dari Eropa hanya sempat menyelamatkan diri dengan memanjat tiang gantungan (tiang gantungan oleh penjajah Belanda memang sengaja diletakkan secara mencolok di dekat sebuah kali yang strategis). Sebab dari kali itu tiba-tiba muncul seekor buaya besar yang lapar mengejar mereka (A. Heuken SJ, 1997). Tambah si pelapor peristiwa ini: “Untuk pertama kalinya di dunia saya baru mendengar, bahwa tiang gantungan menyelamatkan nyawa seseorang bahkan tiga orang sekaligus!”.

(Dipetik dari buku: “Pemetaan di DKI Jakarta, Sejarah dan Prospek Pengembangannya” oleh Cardiyan HIS et al., Penerbit Dinas Pemetaan dan Pengukuran Tanah, DKI Jakarta, 2000.)

Sabtu, 26 Desember 2009

Ketika Larangan Merokok Kandas di Tangan Jenderal Soeharto

Ketika Larangan Merokok Kandas di Tangan Jenderal Soeharto

Oleh Cardiyan HIS


Menteri Kesehatan RI Mayjen Dr. dr. Soewardjono Soerjaningrat SpOG (K) kembali dipercaya oleh Presiden RI Soeharto untuk melanjutkan masa jabatannya untuk periode kedua yakni periode 1983-1988. Kepercayaan ini menunjukkan bahwa Presiden Soeharto sangat mempercayai kemampuan Dr.dr. Soewardjono Soerjaningrat memimpin Departemen Kesehatan RI, sebuah departemen yang terbilang besar dalam jajaran Kabinet Pembangunan.

Barangkali Presiden Soeharto sangat terkesan dengan cara-cara Soewardjono Soerjaningrat yang senantiasa menyampaikan program-program kesehatan dengan secara sadar menyesuaikan diri dengan bahasa yang bisa dipahami oleh rakyat Indonesia, yang sebagian besar pendidikannya masih rendah. “Bukan rakyat yang harus mengerti program-program kesehatan Departemen Kesehatan tetapi kita yang harus meyakinkan rakyat bahwa program kesehatan yang ditawarkan akan mengangkat kepentingan mereka,” kata Soewardjono Soerjaningrat kepada penulis tentang rahasia keberhasilan Program Keluarga Berencana yang sangat dipuji dunia internasional.

Namun ada kejadian yang menarik tentang upaya Soewardjono Soerjaningrat dalam meyakinkan Presiden Soeharto untuk melarang atau setidaknya membatasi kebiasaan merokok pada banyak rakyat Indonesia. Soewardjono Soerjaningrat berupaya meyakinkan Pak Harto betapa berbahayanya merokok bagi kesehatan rakyat Indonesia. Dan ia memohon kepada Pak Harto agar melakukan tindakan melarang merokok kepada rakyat Indonesia yakni dengan mencantumkan bahaya merokok di bungkus rokok seperti di negara-negara maju.

“Pak Harto dengan atraktif merokok cerutu sambil mendengarkan permintaan saya,” kata Soewardjono Soerjaningrat. Sudah bisa diduga, Presiden Soeharto menanggapi dingin usulan Soewardjono Soerjaningrat ini. “Saya tidak mau mematikan kehidupan ribuan petani tembakau,” Soewardjono Soerjaningrat menuturkan alasan Presiden Soeharto tak mau mengeluarkan kebijakan larangan merokok.

Dan Soewardjono Soerjaningrat diperintahkan Presiden Soeharto agar lebih meningkatkan dan memperkaya program kesehatan terutama program Keluarga Berencana dari pada terus mengusulkan perlunya kebijakan pemerintah untuk melarang merokok kepada rakyat Indonesia.

Beruntunglah bahwa penerus Soewardjono Soerjaningrat sebagai Menteri Kesehatan yakni Dr. Adhyatma, MPH dengan tegas menerapkan larangan merokok dengan memulainya di lingkungan k antor Departemen Kesehatan RI, jalan HR Rasuna Said, Jakarta. Gebrakan ini setidaknya menyadarkan para karyawan dan pimpinan di Departemen Kesehatan RI agar menjadi suri tauladan bagi masyarakat untuk tidak merokok.

Gebrakan Dr. Adhyatma kemudian ditindak-lanjuti dengan gebrakan yang lebih menggigit lagi yakni diberlakukannya kewajiban bagi produsen rokok untuk mencantumkan dalam kemasan produk rokoknya tentang bahaya merokok bagi manusia. Tentang bagaimana pengaruh kebijakan baru ini dalam mengurangi jumlah para perokok di Indonesia memang memerlukan waktu untuk mendata jumlah yang sebenarnya. Tetapi kebijakan ini adalah suatu kebijakan yang sangat berani dalam mencegah sedini mungkin jumlah para calon potensial perokok baru dan menggugah sikap para perokok berat untuk mencoba juga menghargai masyarakat yang tidak merokok.

Apa rahasianya Dr. Adhyatma berhasil melakukan itu? Ya Adhyatma tak minta petunjuk terlebih dulu kepada Jenderal Soeharto berbeda seperti selalu dilakukan oleh Menteri Penerangan Harmoko yang selalu minta petunjuk bos. Ia tembak langsung saja. Dan itulah salah satu jasa Dr. Adhyatma dalam pencantuman bahaya merokok pada bungkus rokok sampai sekarang ini. Malahan sebenarnya Dr. Adhyatma ingin pabrik rokok menampilkan gambar seram-seram orang sakit akibat bahaya merokok seperti di negara-negara maju.


Dipetik dari buku: “Mencatat Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia, Era 1973-2009” oleh Cardiyan HIS et al., Departemen Kesehatan RI, Desember 2009.

Sabtu, 31 Oktober 2009

Percumalah Program 100 Hari SBY 2, Kalau KPK Diloyokan!

Oleh Cardiyan HIS


Janji Presiden SBY yang mau memimpin terdepan dalam pemberantasan korupsi semakin dipertanyakan rakyat. Jawaban-jawaban SBY soal kisruh KPK dan Kepolisian semakin menegaskan ia memang seorang peragu sejati. Jawaban-jawaban SBY sangat-sangat normatif. Tak ada jawaban SBY yang spesifik, yang dapat melegakan rakyat yang sejak lama sangat mendambakan hukum ditegakkan dengan adil.

“Saya tak bisa intervensi ke area hukum”, adalah jawaban SBY yang sangat klise. Jelas jawaban model begini gampang dicibiri rakyat. Tak perlu ditanyakan lagi SBY dicibiri rakyat Indonesia, lho ia sendiri sangat aktif mengintervensi KPK dengan menon-aktifkan dua pimpinan KPK super cepat; yang kemudian dilaksanakan secara “malu-malu kucing” oleh Kepolisian yang berujung dengan dijebloskannya Bibit dan Chandra ke tahanan polisi ketika bola panas mulai akan semakin menjadi bola liar.

Dan setelah susunan Kabinet SBY jilid 2 diumumkan, minggu depan dijanjikan bakal diumumkan pula “Program 100 Hari”. Percumalah menggenjot apa yang namanya “Program 100 Hari” karena problem rakyat Indonesia tak dapat diselesaikan dalam 100 hari pertama. Bahkan tak dapat diselesaikan sepanjang kabinet SBY 2 kalau memang Kabinet SBY 2 ini masih bertahan sampai 5 tahun ke depan. Ini hanya gincu dari politik citra yang meniru mentah-mentah model Paman Sam, barangkali karena ia dan banyak anak buahnya begitu bangganya sekolah Pasca Sarjana nun jauh di sana.

Sebagai salah seorang rakyat Indonesia sangat meyakini bahwa Indonesia ke depan akan maju kalau pemerintah SBY menguatkan tiga pilar utama pembangunan bangsa yakni Pendidikan, Kewirausahaan dan Penegakan Hukum. Semula saya menaruh harapan besar seperti itu karena SBY menomor-satukan anggaran pendidikan. Tetapi setelah jargon SBY pada Pemilu lalu; “Katakan Tidak pada Korupsi. Lanjutkan” tinggal jargon belaka. Indonesia dipastikan akan menjadi negara paling korup nomor satu di dunia! Saya sangat sedih dalam memandang Tanah Air Tercinta Indonesia ini ke depan begitu sangat suramnya. Indonesia sangat potensial menyimpan bom waktu menjadi salah satu negara gagal di dunia.

Nasib Indonesia akan sangat suram karena salah satu pilar utama tadi yakni Penegakan Hukum akan mandul. Investasi pendidikan yang sesungguhnya mulai ada trend positif yakni naik menuju ke angka ideal 20% dari total APBN berdasarkan amanat UUD 1945, akan menjadi sia-sia belaka kalau koruptor dibiarkan merajalela. Begitu pula para Wirausaha Sejati (Genuine Entrepreneur) akan jungkir balik berakrobat untuk memutar roda ekonomi, karena sehari-hari mereka harus mengeluarkan ekonomi biaya tinggi akibat ulah penguasa yang sangat korup, tetapi dibiarkan merajalela tanpa ditindak.

Pengadilan hanya akan menjadi forum dagelan belaka. Koruptor sebagian besar dibebaskan karena sejak awal memang direkayasa oleh jaksa dengan tuntutan hukum yang lemah dan kemudian batal demi hukum untuk divonis bebas oleh hakim yang telah terbeli pula. Dan kalau pun ada yang dihukum, hanya vonis basa-basi saja, vonis hukuman dibuat sangat-sangat ringan. Nasib maling ayam atau maling sepeda motor yang digebukin sampai mati bahkan ada yang dibakar oleh rakyat di banyak tempat di Indonesia, sungguh sangat tragis dibanding para koruptor yang dibiarkan “dipelihara”. Bahkan dengan gagahnya koruptor-koruptor atau maling kelas kakap Indonesia yang “dibiarkan” lari ke negeri jiran “menerima” tamunya “oknum” pejabat tinggi hukum Indonesia. Adapun nasib koruptor yang dengan sangat “terpaksa” ditangkap pun masih bisa menikmati ruang yang lapang dan memiliki AC, TV Flat, kasur empuk, bebas menggunakan HP dari ruang nyaman penjara bahkan kalau perlu memimpin rapat bisnis atau rapat organisasi disini pula. Dan presedennya sudah banyak. Seperti sudah terbukti sekarang pun banyak koruptor dihukum sangat-sangat ringan dengan masa percobaan bahkan tanpa penahanan. Ini sama saja dengan bohong. Dan kalau pun jaksa melakukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi bahkan sampai ke Mahkamah Agung, ya tetap dagelan juga.

Jadi Indonesia sekarang persis Jepang 150 tahun yang lalu! Ketika upaya-upaya Restorasi Meiji di Jepang mendapat banyak tantangan terutama dari para koruptor dan pendukungnya. Indonesia tentu ingin maju menjelma seperti Jepang yang modern sekarang ini, sebagai buah dari Restorasi Meiji yang diajarkan oleh Guru Bangsa Jepang, Fukuzawa Yukichi, sekaligus sebagai peletak dasar utama Jepang menuju Jepang yang modern sekarang ini melalui perjuangan membangun Pendidikan, Kewirausahaan dan Penegakan Hukum.

Atau yang lebih aktual bagaimana kita melihat Presiden Cina yang tidak ragu-ragu memimpin di depan dalam pemberantasan korupsi, sehingga banyak koruptor yang dihukum gantung atau ditembak sampai mati. Dan lihat saja hasilnya; Cina menjelma menjadi negara raksasa ekonomi nomor 1 di dunia dengan cadangan devisa lebih dari US$ 2.000 miliar!


Jadi apa lagi pengharapan rakyat dari Kabinet SBY jilid 2?

Kalau memang SBY ingin membuktikan bahwa ia bukan seorang peragu sejati; sebelum bicara “Program 100 Hari”, maka “boneka” pimpinan sementara KPK jangan diintervensilah. Memangnya telah diintervensi? Ya jelas dong, ketika dua rekan pimpinan KPK ditahan, eh Ketua Sementara KPK hanya cuma mampu bilang prihatin kok!!! Pimpinan sementara KPK kalah gesit, kalah cepat dalam bertindak dibanding Kepolisian. Tentu saja. Maklumlah namanya juga “boneka”, ya tergantung pesanan, tergantung yang menggerakkan.

Kita, rakyat Indonesia tentu menginginkan Indonesia maju, dan sesungguhnya Indonesia berpotensi juga untuk menjadi negara adidaya di dunia asalkan koruptor-koruptor dihabisin. Rakyat Indonesia akan sangat marah, akan protes sangat keras bila pemberantasan korupsi bukannya maju malah jauh mundur ke belakang, ke jaman korupsi di era Soeharto bahkan lebih mundur lagi seperti ke jaman Pra Restorasi Meiji di Jepang 150 tahun yang lalu!

Selasa, 13 Oktober 2009

Mari Kita Benahi Bersama, “Public Relations” ITB yang Memprihatinkan!

Oleh Cardiyan HIS

Lebih sering berita buruk yang muncul ke media massa tentang ITB. Mulai dari pencetak joki, penyiksa mahasiswa baru, pabrik narsisus sampai ranking ITB yang melorot versi The Times (UK) 2009 ini. Padahal bila ITB pintar main “PR” sudah sepatutnya mengangkat sisi lain keberhasilan ITB nomor 80 di dunia untuk “Technology Area” yang paling prestisius, satu-satunya PTN Indonesia yang masuk 100 Besar Dunia; sedangkan UI hanya terduduk lesu di ranking 198 dan UGM terpojok di sudut 233. Namun bukan soal sekedar ranking, tetapi bagaimana ITB menjadi lebih ramah dalam menghela bangsanya menjadi kontributor bagi peradaban dunia.



Kampus UI dan UGM sedang berbunga-bunga. Maklum ranking UI dan UGM tahun 2009 versi The Times Higher Education Supplement-QS World University Ranking (UK); meningkat tajam. UI ranking 201 dari sebelumnya 287 (untuk overall score) dan UGM ranking 250 dari sebelumnya 316. Sementara ITB menurun menjadi 351 dari sebelumnya 315.


Kok ITB adem ayem saja dibandingkan dengan UI dan UGM? Lihat bagaimana Rektor UI dan UGM beserta semua civitas academicanya sedang senang-senangnya; tebar pesona ke sana kemari; menyebar-luaskan berita gembira pencapaian kampusnya ke segala penjuru angin untuk sebesar-besarnya manfaat bagi kampus mereka. Public relations (PR) UI dan UGM yang memang memiliki jurusan Komunikasi ini memang luar biasa, muka yang sedikit jerawatan pun bisa di-make-up menjadi sangat kinclong. Apalagi ada pengakuan dari pemeringkat universitas dunia The Times asal Inggris, wah sudah terbayangkan cantiknya UI dan UGM ini. Walaupun di kalangan masyarakat ilmiah Indonesia yang kritis, tahu benar kemampuan UI dan UGM yang sesungguhnya. Namun fakta itu untuk saat ini, jangan sekali-sekali diungkapkan ke media massa umum, karena UI dan UGM akan sangat terusik keras seperti kemarahan induk kucing manakala anak yang baru dilahirkannya diganggu manusia. Biarkan mereka menikmati kemenangannya, sepuas-puasnya. Tidak salah tokh?


ITB memang adem ayem saja kalau tak boleh dibilang menanggapinya dengan sangat “cool” soal ranking-rankingan universitas kelas dunia ini, tentu ada sebabnya. Pertama, sekarang ITB sedang sibuk dan fokus kepada hajatan pemilihan calon Rektor ITB 2009-2014. Kedua, tak ada yang perlu dicemaskan oleh ITB soal ranking ITB yang melorot dari 315 ke 351 untuk “overall score”. Lho ITB ‘kan institut teknologi yang dari segi “size” (ukuran) pun tak mungkin dibanding-bandingkan dengan yang namanya universitas yang sangat besar, yang memiliki semua fakultas di dalamnya. Lagi pula ITB ‘kan malah NAIK dari ranking 90 menjadi ranking 80 untuk “Technology Area”; malah menang telak dari UI yang ranking 198 apalagi dengan UGM yang ranking 233. Kemudian ITB yang ranking 153 untuk “Natural Sciences Area” menewaskan UGM di ranking 198 dan memojokkan UI terduduk lesu di ranking 242. Bahkan untuk “Life Sciences & Biomedicine Area” ITB yang tak memiliki Fakultas Kedokteran pun (hanya Sekolah Farmasi dan Sekolah Ilmu Teknologi Hayati) mendapat ranking lumayan di urutan 264 meski tentu saja kalah sama UGM di ranking 103, UI ranking 126 dan Unair ranking 224.


ITB adem ayem saja. Tanya kenapa? Ya karena ITB tetap superior di bidangnya sebagai sebuah institusi teknologi terbaik di Indonesia, eh malah untuk “Technology Area” ini mengalahkan banyak universiti papan atas Amerika Serikat seperti University of Chicago, University of Wisconsin at Urbana Champaign, Northwestern University, University of Southern California, Noth Carolina University, University of California at Davis, University of California at Irvine, Rice University, Brown University, University of Washington, University of Pennsylvania, Pennsylvania State University, Duke University, Boston University dan banyak lagi. Undang saja “public relations” kelas dunia untuk promosi ITB agar semakin banyak bule-bule ini sekolah di ITB, yang uang kuliahnya “murah banget”.


BENAHI PUBLIC RELATIONS ITB

Penulis sangat beruntung mendapat kehormatan menjadi salah seorang panelis unsur alumni ITB pada acara “Inter Aksi Calon Rektor ITB dengan Masyarakat” di Aula Barat ITB, 10 Oktober 2009 ybl. Pada acara tersebut penulis menilai bahwa ITB memang harus belajar banyak sama UI dan UGM dan juga tetangga terdekatnya Universitas Padjadjaran Unpad), untuk soal “Public Relations” atau disingkat “PR” ini.


Penulis ungkapkan kekecewaan bagaimana ITB yang untuk pertama kalinya meluncurkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di Hotel Hilton Jakarta pada tahun 2001 ternyata di website: www.itb.ac.id tak pernah meng-update pencapaian HAKI-nya yang mencapai 100 buah paten, terdiri dari 5 paten telah berhasil dikomersialisasi, 30 paten siap lisensi dan ini belum termasuk belasan hak cipta setelah 8 tahun yang lalu!!!. Lebih kaget lagi, setelah saya membaca data SCOPUS yang menjadi acuan tentang data jumlah publikasi ilmiah di jurnal internasional, jumlah web dan jumlah paten. Tanya kenapa? Data paten ITB ternyata tertulis di Scopus sebagai 0 (diulang: nol !!!). Sedangkan UI yang mengupdate terus web-nya mencatatkan paten sebanyak 22, UGM 5 serta LIPI 2 paten. ITB memang berhasil mencetak 1.200 publikasi ilmiah di jurnal internasional terbanyak di Indonesia, UI hanya 1.186, UGM 742, LIPI 527 dan IPB 518. Begitu pula ITB paling banyak memiliki Web yakni 10 dibanding UI 3 web, UGM 2 web dan LIPI 2 web.


Sayang sekali dong, pencapaian ITB yang begitu bagus soal HAKI dan publikasi ilmiah di jurnal kelas dunia ternyata oleh pihak ITB sendiri tidak dirawat secara sepatutnya. “Cepat benahi, jangan-jangan diambil Malaysia”, kata seorang alumnus FK UI yang dokter sangat senior di jaman Menteri Kesehatan RI Soewardjono Suryaningrat, sambil ketawa. Bagaimana ada investor kelas dunia yang mau membeli hasil invensi ITB kalau mengakses ke website ITB saja disuguhi data yang super kadaluarsa. Apalagi kalau tim Scopus atau tim pemeringkat universitas dunia The Time mau masuk ke wesite ITB, mereka akan bilang “ITB is very very KACIAN BANGET”. Ya ITB, sama saja tidak menghargai pencapaian sangat susah payah para dosen penelitinya yang merupakan kekuatan utama dari ITB dalam arti sesungguhnya; disamping mendapatkan masukan mahasiswa-mahasiswa baru ITB terbaik dari tahun ke tahun yang diakui oleh dunia internasional sebagai selektivitas mahasiswa terbaik di Asia Pasifik versi majalah “AsiaWeek” tahun 2000.


Penulis ungkapkan pula bagaimana ITB tak memiliki konsep dalam mengembangkan mahasiswa-mahasiswa yang bertalenta sangat baik ini menjadi lulusan-lulusan ITB yang berkarakter kuat, berjiwa nasionalis, bermental tangguh dalam mengarungi perjalanannya setelah lulus dari ITB. Kenapa? Karena ITB tetap menganggap bahwa mengembangkan karakter mahasiswa adalah sebuah “cost center”, sebuah “wasting time”, buang-buang waktu saja dan tidak menganggapnya sebagai “human investment” yang memang “long term” sifatnya. Tak mengherankan bila hasilnya sekarang sudah menggejala, bagaimana mahasiswa ITB banyak yang menjadi pelaku kriminal menjadi joki seleksi masuk PTN; banyak lulusan dan dosen narsisus yang mengidap gejala penyakit yang berbau meta fisika tetapi tak mampu berbuat apa-apa bagi lingkungannya dan perilaku buruk lainnya.


Tetapi kalau ITB berhasil mengubah mind-set untuk bersedia mengembangkan mahasiswa sebagai bagian dari proses pendidikan, maka insya Allah pada puluhan tahun mendatang akan terlahir manusia-manusia ITB yang berkarakter kuat dan berhasil pada bidangnya masing-masing berkelas dunia. Akan banyak manusia ITB yang menjadi “World Class Genuine Entrepreneur”, yang bukan saja hebat dalam skala usahanya tetapi yang terpenting menjalankan bisnisnya dengan cara-cara yang bermartabat. Akan banyak manusia ITB yang menjadi “World Class Stateman” yang berjiwa negarawan. Akan banyak dosen peneliti ITB yang menjadi “World Class Researcher” yang akan mengubah dunia menikmati peradabannya yang damai dengan berbasis ilmu-teknologi.

Jumat, 09 Oktober 2009

ITB Nomor 80, Dijepit Raksasa-raksasa Universitas Dunia

Oleh Cardiyan HIS


Kalau penilaian dilakukan secara apple to apple, ITB terbukti mampu menjadi institut teknologi kelas dunia. Satu-satunya perguruan tinggi dari Indonesia yang masuk 100 Besar Dunia. Dan tentu saja ITB jauh di atas UI dan UGM untuk bidang Teknologi dan Ilmu-ilmu Kebumian. Namun universitas-universitas besar lebih diuntungkan dalam total skor karena diadu dengan institut teknologi yang tidak memiliki fakultas kedokteran, fakultas ilmu-ilmu sosial dan fakultas ilmu-ilmu kemanusiaan.



The Time Higher Education (UK) kembali merilis ranking universitas di dunia. Untuk tahun 2009 ini, dalam total skor (overall score) ITB kalah jauh dari UI dan UGM. ITB menduduki ranking 351, sementara UI ranking 201 dan UGM ranking 250. Namun bila penilaian dilakukan apple to apple, karena akan menghasilkan penilaian yang lebih diskriminatif dan lebih mendalam, misalnya untuk bidang Teknologi; ITB nomor 80 (tahun 2008 adalah nomor 90), jelas jauh di atas UI nomor 198 dan UGM nomor 233. Setidaknya ITB akan unggul untuk bidang-bidang yang dimilikinya.

ITB sebagai perguruan tinggi yang sangat spesifik sains dan teknologi, memang akan mengalami kendala sistemik dalam pemeringkatan kalau selalu dibandingkan dengan universitas-universitas seperti UI, UGM dari Indonesia dan universitas-universitas besar lainnya di dunia. Universitas-universitas memiliki size (ukuran) yang jauh lebih besar; memiliki fakultas yang lebih banyak; mahasiswa yang lebih banyak, dosen yang lebih banyak (ITB hanya memiliki 1.025 dosen, dimana 775 di antaranya bergelar PhD, sementara UI dan UGM masing-masing memiliki lebih dari 3.500 dosen di mana masing-masing UI memiliki 553 dosen bergelar PhD dan UGM memiliki 625 dosen bergelar PhD). Sedangkan alumni UI dan UGM masing-masing memiliki lebih dari 250.000 alumni, sementara ITB kurang dari 50.000.

Sedangkan bila penilaian dilakukan apple to apple, ITB akan bisa bersaing bila disandingkan dengan universitas-universitas kelas dunia sekalipun. Tentu saja ITB maksimal hanya akan unggul di bidang-bidang yang terbatas dimilikinya, yang memang menjadi bidang spesifiknya seperti versi Time Higher Education QS (UK) (Lihat: Ranking per Bidang Studi). Namun dilihat dari aspek penilaian berdasarkan kualitas akademis, civitas akademica ITB boleh bangga. Tanya kenapa? Karena ITB unggul dalam penilaian 9.386 Peer Reviewer dari berbagai kampus di belahan dunia. Di sini sebetulnya penilaian paling fair tentang kualitas relatif suatu PT (Perguruan Tinggi) dibandingkan dengan PT lainnya. Hal ini seperti dikatakan oleh mantan Rektor Imperial College London (UK), Sir Richard Sykes: “Peer Review is an effective way to evaluate universities. It takes smart people to recognize smart people”.

Sayang juga sebenarnya, ternyata Time HE QS (UK) tidak konsisten dalam menerapkan pengertian Citation Index. Sehingga merugikan ITB dan institut teknologi lainnya dan sangat menguntungkan universitas-universitas besar. Cara penghitungan mereka Cited Article dan Time Cited Article dijumlahkan begitu saja tidak dibagi dengan jumlah populasi dosen. Mereka tidak membuat dalam bentuk Citation Index yang akan lebih mencerminkan kinerja dosen sebuah PT karena jumlah karya dan jumlah kutipannya dibagi jumlah populasi dosen.

Padahal disamping ada penilaian Academic Peer Review (bobot 40%) juga ada penilaian lainnya. Yakni kriteria Employer Review (10%), Faculty Student Ratio (20%), Citation per Faculty(20%), International Faculty (5%), International Students (5%). Otomatis ITB dan institut sejenis dirugikan dua kali. Pertama, oleh kriteria lemah The Time HE (UK) dalam penerapan Citation Index. Kedua, ITB dan institut sejenis tidak memperoleh skor sama sekali karena memang tidak memiliki fakultas-fakultas kedokteran dan ilmu hayati, fakultas ilmu-ilmu sosial dan fakultas ilmu-ilmu kemanusiaan. Sehingga jelas ini akan berpengaruh dalam penjumlahan skor keseluruhan (Overall score). Itulah sebetulnya kalau mau ditelusuri lebih jauh mengapa UI dan UGM serta universitas-universitas besar lainnya sangat diuntungkan dengan fakta ini.

Coba kita lihat perbandingan dimana masing-masing PT di Indonesia unggul berdasarkan masing-masing bidangnya versi Time Higher Education QS (UK) untuk tahun 2009:


BIDANG STUDI: TECHNOLOGY

80 BANDUNG Institute of Technology (itb)
INDONESIA
81= Technical University of DENMARK
Denmark
81= POHANG University of Science And Technol...
Korea, South

83 University of Wisconsin-madison
United States

84= Ecole Normale Superieure, PARIS
France

84= National TSING HUA University
Taiwan
86 FUDAN University
China
87= University of PENNSYLVANIA
United States

87= University of CALGARY
Canada

89= University of STUTTGART
Germany

89= Mcmaster University
Canada

91 The HONG KONG Polytechnic University
Hong Kong

92 City University of Hong Kong
Hong Kong

93 University of BIRMINGHAM
United Kingdom

94 HELSINKI University of Technology (TKK)
Finland

95 PENNSYLVANIA STATE University
United States

96 University of WASHINGTON
United States

97 Rmit University
Australia

98= University of BRISTOL
United Kingdom

98= BROWN University
United States

98= NAGOYA University
Japan

101 University of MARYLAND, College Park
United States

102 National Technical University of ATHENS
Greece
103 University of TWENTE
Netherlands

104= WASEDA University
Japan

104= QUEENSLAND University of Technology
Australia

106 NORTHWESTERN University
United States

107 University of SOUTHERN CALIFORNIA
United States

108= ISTANBUL Technical University
Turkey
108= ZHEJIANG University
China
110= University of CANTERBURY
New Zealand

110= TEL AVIV University
Israel
112 University of TEHRAN
Iran
113= Politecnico Di TORINO
Italy

113= University of LEEDS
United Kingdom

113= University of CHICAGO
United States

116 University Pierre and Marie Curie - PARI...
France

117 Université De Montréal
Canada

118 University of SHEFFIELD
United Kingdom

119 Technische Universität DARMSTADT
Germany

120 University of CALIFORNIA, Davis
United States

121 Sapienza University of Rome
Italy

122= TRINITY College Dublin
Ireland
122= LUND University
Sweden

124 Catholic University of LOUVAIN (UCL)
Belgium

125 University of NOTTINGHAM
United Kingdom

126 University of AMSTERDAM
Netherlands

127 University of ADELAIDE
Australia

128 University of São Paulo
Brazil
129= University of Technology, SYDNEY
Australia

129= BILKENT University
Turkey
131 University of WESTERN AUSTRALIA
Australia

132 Université Joseph-fourier, GRENOBLE I
France

133 University of GHENT
Belgium

134= University of BOLOGNA
Italy

134= Federal University of Rio De Janeiro
Brazil
136= RICE University
United States

136= QUEEN'S University
Canada

138 DUKE University
United States

139= University of CALIFORNIA, Irvine
United States

139= BOSTON University
United States

139= YONSEI University
Korea, South

139= NORWEGIAN University of Science And Tech...
Norway

143= LOMONOSOV MOSCOW State University
Russia
143= National TAIWAN University of Science An...
Taiwan
145= University of MINNESOTA
United States

145= SHARIF University of Technology
Iran
147 University of BARCELONA
Spain

148 OHIO STATE University
United States

149= ARIZONA STATE University
United States

149= SIMON FRASER University
Canada

149= University of WARWICK
United Kingdom

152= University of GLASGOW
United Kingdom

152= KING'S College London
United Kingdom

154 University of TSUKUBA
Japan

155= University of CAMPINAS (unicamp)
Brazil
155= KOREA University
Korea, South

155= University of PISA
Italy

155= University of MASSACHUSETTS, Amherst
United States

159 NANJING University
China
160= National CHENG KUNG University
Taiwan
160= National Autonomous University of Mexico...
Mexico
162= UPPSALA University
Sweden

162= Hebrew University of JERUSALEM
Israel
164= LINKOPING University
Sweden

164= University of ARIZONA
United States

166= Indian Institute of Technology Guwahati ...
India
166= National CHIAO TUNG University
Taiwan
168 UTRECHT University
Netherlands

169 WARSAW University of Technology
Poland
170 University of HELSINKI
Finland

171= CZECH TECHNICAL University In Prague
Czech Republic
171= University of Colorado At BOULDER
United States

171= CRANFIELD University
United Kingdom

171= University of OTTAWA
Canada

175 CASE WESTERN RESERVE University
United States

176 KYUSHU University
Japan

177 XI'AN JIAOTONG University
China
178 University of BATH
United Kingdom

179= Universidad Politecnica De VALENCIA
Spain

179= Indian Institute of Technology Roorkee (...
India
179= TONGJI University
China
182= University College DUBLIN
Ireland
182= TOKYO University of Science (tus)
Japan

182= AARHUS University
Denmark
182= University of OSLO
Norway

186= KOBE University
Japan

186= Ecole Nationale Des Ponts Et Chaussees
France

188= VU University AMSTERDAM
Netherlands

188= University of VIENNA
Austria
188= University of FLORIDA
United States

191= KEIO University
Japan

191= University of NEWCASTLE
Australia

193= University of LIVERPOOL
United Kingdom

193= CAIRO University
Egypt
195= Saint-petersburg State University
Russia
195= Technische Universität DRESDEN
Germany

195= CURTIN University of Technology
Australia

198= RUTGERS, The State University of New Jer...
United States

198= University of INDONESIA
INDONESIA
198= University of YORK
United Kingdom

201= Tecnologico De MONTERREY At MONTERREY (i...
Mexico
201= University of MALAYA (UM)
Malaysia

201= Free University of Brussels
Belgium

204= Universidad De CHILE
Chile
204= University of ZURICH
Switzerland

206 LOUGHBOROUGH University
United Kingdom

207= University of WOLLONGONG
Australia

207= BEN GURION University of The Negev
Israel
209 KING FAHD University of Petroleum & Mine...
Kingdom of Saudi Arabia
210= University of STRATHCLYDE
United Kingdom

210= University of BUENOS AIRES
Argentina
210= The University of WESTERN ONTARIO
Canada

213= University of Toulouse Iii Paul Sabatier...
France

213= ILLINOIS Institute of Technology
United States

215 Autonomous University of BARCELONA
Spain

216 CARDIFF University
United Kingdom

217 University of CAPE TOWN
South Africa
218 University of PITTSBURGH
United States

219= Aristotle University of THESSALONIKI
Greece
219= University of NORTH CAROLINA, Chapel Hil...
United States

219= CONCORDIA University
Canada

222= IOWA STATE University
United States

222= University of SURREY
United Kingdom

222= LAVAL University
Canada

225 Free University of BERLIN
Germany

226 University of DELAWARE
United States

227= University of DELHI
India
227= MICHIGAN STATE University
United States

227= KING SAUD University
Kingdom of Saudi Arabia
230= PUSAN National University
Korea, South

230= University of COIMBRA
Portugal

230= Universität HAMBURG
Germany

233= NORTH CAROLINA STATE University
United States

233= HOKKAIDO University
Japan

233= Universitas GADJAH MADA
INDONESIA




BIDANG STUDI: NATURAL SCIENCES


153 BANDUNG Institute of Technology (itb)
INDONESIA
154 NOVOSIBIRSK STATE University
Russia
155 University of KARLSRUHE
Germany

156 EINDHOVEN University of Technology
Netherlands

157= RICE University
United States

157= Université Paris SORBONNE (paris Iv)
France

157= YONSEI University
Korea, South

160 University of CAMPINAS (unicamp)
Brazil
161 University of FLORIDA
United States

162 University of BIRMINGHAM
United Kingdom

163 University of WESTERN AUSTRALIA
Australia

164 University of Colorado At BOULDER
United States

165 QUEEN'S University
Canada

166 University of GHENT
Belgium

167 TOKYO University of Science (tus)
Japan

168= Università Degli Studi Di ROMA Tor Verg...
Italy

168= Universität HAMBURG
Germany

170 University of NORTH CAROLINA, Chapel Hil...
United States

171= University of ARIZONA
United States

171= University of BASEL
Switzerland

171= University of LEEDS
United Kingdom

174 University of MINNESOTA
United States

175 Politecnico Di MILANO
Italy

176 University of The PHILIPPINES
Philippines
177 Indian Institute of Technology Madras (i...
India
178 Johannes Gutenberg Universität MAINZ
Germany

179= University of CALGARY
Canada

179= University of CALIFORNIA, Irvine
United States

179= SIMON FRASER University
Canada

179= University of CAPE TOWN
South Africa
183= ZHEJIANG University
China
183= University of TEHRAN
Iran
183= University of Fribourg
Germany

186 Universitat De VALENCIA
Spain

187 HELSINKI University of Technology (TKK)
Finland

188 University of NOTTINGHAM
United Kingdom

189= University of DELHI
India
189= QUEENSLAND University of Technology
Australia

191= QUEEN MARY, University of London
United Kingdom

191= KOREA University
Korea, South

193= University of Toulouse Iii Paul Sabatier...
France

193= MICHIGAN STATE University
United States

195= University of GRONINGEN
Netherlands

195= University of STUTTGART
Germany

197 University of TRIESTE
Italy

198= EÖtvÖs LorÁnd University
Hungary
198= Universitas GADJAH MADA
INDONESIA
200 DALHOUSIE University
Canada

201= Universität BIELEFELD
Germany

201= VU University AMSTERDAM
Netherlands

203 University College DUBLIN
Ireland
204= University of TWENTE
Netherlands

204= Eberhard Karls University Tuebingen
Germany

206 University of OTAGO
New Zealand

207 Technical University of DENMARK
Denmark
208 University of OTTAWA
Canada

209 University of BUENOS AIRES
Argentina
210= University of CALCUTTA
India
210= University of SHEFFIELD
United Kingdom

212= University Montpellier 2 - Sciences And ...
France

212= Universidad De CHILE
Chile
212= City University of Hong Kong
Hong Kong

212= University of TRENTO
Italy

216 University of LIVERPOOL
United Kingdom

217 BEN GURION University of The Negev
Israel
218= University of CANTERBURY
New Zealand

218= University of GOTHENBURG
Sweden

220 University of BATH
United Kingdom

221= ISTANBUL Technical University
Turkey
221= Universität LEIPZIG
Germany

223= Karl-franzens-universitaet GRAZ
Austria
223= University College CORK
Ireland
223= WAGENINGEN University
Netherlands

223= University of KARACHI
Pakistan
227= Johannes Kepler University LINZ
Austria
227= KEIO University
Japan

229= Indian Institute of Technology KANPUR (i...
India
229= University of ST ANDREWS
United Kingdom

231= Universidad De SANTIAGO De Chile
Chile
231= University of BERGEN
Norway

231= Universität FRANKFURT Am Main
Germany

234= Universiti Sains Malaysia (usm)
Malaysia

234= KOBE University
Japan

236= University of Jyväskylä
Finland

236= FLORIDA STATE University
United States

236= University of ABERDEEN
United Kingdom

239= University of YORK
United Kingdom

239= Technische Universität DARMSTADT
Germany

239= University of COIMBRA
Portugal

242= ARIZONA STATE University
United States

242= University of INDONESIA
INDONESIA





BIDANG STUDI: BIOMEDICINE & LIFE SCIENCES

103 Universitas GADJAH MADA
INDONESIA
104= YONSEI University
Korea, South

104= KOREA University
Korea, South

106 TEL AVIV University
Israel
107= University of BARCELONA
Spain

107= EMORY University
United States

107= University of CALIFORNIA, Irvine
United States

110= University of VIENNA
Austria
110= VU University AMSTERDAM
Netherlands

112 University of OSLO
Norway

113 University of GHENT
Belgium

114= SHANGHAI JIAO TONG University
China
114= Universiti Sains Malaysia (usm)
Malaysia

114= University of WATERLOO
Canada

117 University of BASEL
Switzerland

118 DALHOUSIE University
Canada

119= CARDIFF University
United Kingdom

119= University of CAPE TOWN
South Africa
121 HUMBOLDT University of Berlin
Germany

122 University of ABERDEEN
United Kingdom

123 University of DUNDEE
United Kingdom

124 University of LEEDS
United Kingdom

125 Ecole Normale Superieure, PARIS
France

126 University of INDONESIA
INDONESIA
127 Technical University of MUNICH
Germany

128= TOKYO Institute of Technology
Japan

128= MAASTRICHT University
Netherlands

130= POHANG University of Science And Technol...
Korea, South

130= KEIO University
Japan

132= University of MALAYA (UM)
Malaysia

132= NAGOYA University
Japan

132= ERASMUS University Rotterdam
Netherlands

135= WASEDA University
Japan

135= CASE WESTERN RESERVE University
United States

137 Free University of BERLIN
Germany

138= Federal University of Rio De Janeiro
Brazil
138= University of Göttingen
Germany

138= University of SHEFFIELD
United Kingdom

141 VANDERBILT University
United States

142 University of BOLOGNA
Italy

143 TEXAS A&m University
United States

144= University of GENEVA
Switzerland

144= STOCKHOLM University
Sweden

144= Pontificia Universidad Católica De CHIL...
Chile
147 University of DELHI
India
148= University of PITTSBURGH
United States

148= MACQUARIE University
Australia

150 KOBE University
Japan

151 KYUSHU University
Japan

152= Indian Institute of Technology Delhi (II...
India
152= University of NEWCASTLE
Australia

154= TECHNION - Israel Institute of Technolog...
Israel
154= University of MARYLAND, College Park
United States

154= University of WARWICK
United Kingdom

154= PUSAN National University
Korea, South

158= QUEENSLAND University of Technology
Australia

158= University of ROCHESTER
United States

158= Universidad De SANTIAGO De Chile
Chile
158= University of IOWA
United States

162 GEORGETOWN University
United States

163= ZHEJIANG University
China
163= Umeå University
Sweden

165= INDIANA University Bloomington
United States

165= Université Joseph-fourier, GRENOBLE I
France

167 HOKKAIDO University
Japan

168= University of YORK
United Kingdom

168= University of LIVERPOOL
United Kingdom

168= QUEEN MARY, University of London
United Kingdom

171= University of CALIFORNIA, Santa Cruz
United States

171= University of The PHILIPPINES
Philippines
173= Universität LEIPZIG
Germany

173= TOKYO University of Science (tus)
Japan

175 QUEEN'S University
Canada

176= University Complutense MADRID
Spain

176= OHIO STATE University
United States

178= University of GRONINGEN
Netherlands

178= NEWCASTLE University
United Kingdom

180= BEN GURION University of The Negev
Israel
180= Catholic University of LOUVAIN (UCL)
Belgium

182 University College DUBLIN
Ireland
183 LA TROBE University
Australia

184 University of VIRGINIA
United States

185 National TAIWAN University of Science An...
Taiwan
186 ATENEO De Manila University
Philippines
187 LOMONOSOV MOSCOW State University
Russia
188= SIMON FRASER University
Canada

188= University of SOUTHAMPTON
United Kingdom

188= Technical University of BERLIN
Germany

191= University of PADUA
Italy

191= DARTMOUTH College
United States

191= University of OTTAWA
Canada

194= Indian Institute of Technology Bombay (I...
India
194= University of SOUTHERN CALIFORNIA
United States

196 University of Colorado At BOULDER
United States

197 GEORGE WASHINGTON University
United States

198 TUFTS University
United States

199 University of CALIFORNIA, Riverside
United States

200= CHIBA University
Japan

200= University of ARIZONA
United States

200= University of TSUKUBA
Japan

200= Université Du QUéBEC
Canada

204= Aristotle University of THESSALONIKI
Greece
204= University Montpellier 2 - Sciences And ...
France

206 Saint-petersburg State University
Russia
208= STONY BROOK University, State University...
United States

208= Queen's University of BELFAST
United Kingdom

208= CAIRO University
Egypt
211= PENNSYLVANIA STATE University
United States

211= University of FLORIDA
United States

211= TIANJIN University
China
211= Université PARIS V Descartes
France

215 Autonomous University of MADRID
Spain

216= TOHOKU University
Japan

216= University of TURKU
Finland

218= MICHIGAN STATE University
United States

218= LOUGHBOROUGH University
United Kingdom

220= University of CINCINNATI
United States

220= University of LAUSANNE
Switzerland

220= JAWAHARLAL NEHRU University
India
223 BAYLOR University
United States

224= AIRLANGGA University
INDONESIA
224= University of ALABAMA
United States

224= City University of Hong Kong
Hong Kong

227= HANYANG University
Korea, South

227= Universität HAMBURG
Germany

229= University of ST ANDREWS
United Kingdom

229= Sapienza University of Rome
Italy

231= ARIZONA STATE University
United States

231= University of ANTWERP
Belgium

231= SOUTHEAST University
China
235= Rmit University
Australia

235= University of GEORGIA
United States

237= RUTGERS, The State University of New Jer...
United States

237= University of MASSACHUSETTS, Amherst
United States

237= RICE University
United States

237= CHIANG MAI University
Thailand
241= University of CALCUTTA
India
241= Radboud University NIJMEGEN
Netherlands

241= National TSING HUA University
Taiwan
241= FLINDERS University
Australia

245= Universiti Teknologi Malaysia (utm)
Malaysia

245= DURHAM University
United Kingdom

245= Autonomous University of BARCELONA
Spain

245= TONGJI University
China
249 University of PISA
Italy

250= National University of Ireland, GALWAY
Ireland
250= Paris-Sud XI University
France

252= Universidade Estadual PAULISTA
Brazil
252= FLORIDA STATE University
United States

252= National SUN YAT-SEN University
Taiwan
252= Universität Köln(cologne)
Germany

256= NATIONAL CENTRAL University
Taiwan
256= University of BATH
United Kingdom

256= University of BERGEN
Norway

260= University of SUSSEX
United Kingdom

260= Technische Universität DRESDEN
Germany

260= University of CAMPINAS (unicamp)
Brazil
260= CURTIN University of Technology
Australia

264= University of OREGON
United States

264= Vrije Universiteit Brussel (vub)
Belgium

264= WAGENINGEN University
Netherlands

264= BANDUNG Institute of Technology (itb)
INDONESIA

BIDANG STUDI: ART & HUMANITIES

104 University of INDONESIA
INDONESIA
105 TEL AVIV University
Israel
106= University of BIRMINGHAM
United Kingdom

106= University of BARCELONA
Spain

108 YORK University
Canada

109= DURHAM University
United Kingdom

109= GOLDSMITHS, University of London
United Kingdom

111= Universitas GADJAH MADA
INDONESIA

BIDANG STUDI: SOCIAL SCIENCES
102= University of INDONESIA
Indonesia
104 SIMON FRASER University
Canada

105 University of WASHINGTON
United States

106 University of ZURICH
Switzerland

107= University of BERGEN
Norway

107= University of ALBERTA
Canada

109 University of ADELAIDE
Australia

110 YONSEI University
Korea, South

111 OHIO STATE University
United States

112 Soas - School of Oriental And African St...
United Kingdom

113 OSAKA University
Japan

114= DARTMOUTH College
United States

114= California Institute of Technology (calt...
United States

114= STOCKHOLM University
Sweden

114= University Complutense MADRID
Spain

118 Ecole Normale Superieure, PARIS
France

119 University of BIRMINGHAM
United Kingdom

120 University of OTAGO
New Zealand

121 NANJING University
China
122 HEC Paris School of Management
France

123= University of The PHILIPPINES
Philippines
123= City University of Hong Kong
Hong Kong

125 Universität MANNHEIM
Germany

126 MICHIGAN STATE University
United States

127 University of BRISTOL
United Kingdom

128 Universität FRANKFURT Am Main
Germany

129 University of SUSSEX
United Kingdom

130 University of NOTTINGHAM
United Kingdom

131= Free University of Brussels
Belgium

131= University of ST GALLEN (hsg)
Switzerland

133 VU University AMSTERDAM
Netherlands

134 University of MARYLAND, College Park
United States

135 University of CALIFORNIA, Irvine
United States

136 LOMONOSOV MOSCOW State University
Russia
137 University of BARCELONA
Spain

138= University of GRONINGEN
Netherlands

138= ATENEO De Manila University
Philippines
140= PURDUE University
United States

140= University of CAPE TOWN
South Africa
142 Universität Köln(cologne)
Germany

143= Sapienza University of Rome
Italy

143= ETH Zurich (Swiss Federal Institute of T...
Switzerland

143= VICTORIA University of Wellington
New Zealand

143= Autonomous University of MADRID
Spain

147= ESSEC Business School, Paris
France

147= Universitas GADJAH MADA
Indonesia


CATATAN:
1. Hanya ITB, UI dan UGM yang masuk ranking Dunia plus Unair khusus untuk fakultas kedokteran dan ilmu hayati.
2. Untuk “Social Sciences”, ITB tak memiliki fakultas ilmu-ilmu sosial.
2. Untuk “Life Sciences & Biomedicine”, ITB tak memiliki Fakultas Kedokteran, ITB hanya memiliki Sekolah Farmasi dan Sekolah Ilmu Hayati.
3. Untuk “Arts & Humanities”, ITB hanya memiliki Fakultas Seni Rupa dan Desain.
4. Sumber web: www.topuniversities .com


Kesimpulan:
Sebaiknya pemeringkatan PT di dunia dilakukan apple to apple pada bidang studi antar universitas sejenis, begitu pula apple to apple bidang studi antar institut sejenis. Ini pasti akan lebih fair. Inilah yang telah dilakukan oleh majalah “AsiaWeek” (HK) sampai tahun 2000, US News & World Report, BusinessWeek International, Newsweek (USA) sampai sekarang ini. Dan tentu saja oleh para lembaga pemeringkat PT di Amerika Serikat yang sejak awal mempeloporinya sampai sekarang.

Senin, 28 September 2009

Dari “Insinyur Abstrak” ke Wirausaha Sejati

Oleh Cardiyan HIS



Salah satu ukuran keberhasilan kampus di mana pun di dunia akan lebih banyak ditentukan oleh bagaimana kampus berhasil mencetak wirausaha baru dari tahun ke tahun. Pada tahap awal tidak terlalu penting skala usahanya tetapi bagaimana kualitas proses pencapaiannya. Tetapi di kemudian hari merekalah yang akan mengubah dunia.



Sangat sulit kalau tak dikatakan mustahil untuk menjadi “Wirausaha Sukses” kalau tak punya koneksi ke sesama alumni ITB. Lebih spesifik lagi punya akses ke sesama alumni ITB yang tengah menjadi pejabat tinggi pemerintah. Anggapan yang seperti sudah menjadi mitos ini begitu melekat pada banyak mahasiswa ITB, alumni ITB baru lulus yang berniat terjun menjadi wirausaha dan atau alumni ITB yang sedang jatuh kesakitan dalam meniti karier menjadi wirausaha.


Namanya juga mitos belum tentu sebagian atau sepenuhnya benar. Mitos ini wajar timbul karena lebih banyak alumni ITB yang terlalu melihat ke atas. Melihat ke pencapaian kakak-kakak seniornya seperti Aburizal Bakrie, Arifin Panigoro, TP Rachmat, Beni Subianto, Iman Taufik, Achmad Ganis, Achmad Kalla yang memang semuanya “World Class Player”, yang telah menjadi kebanggaan kita semua.


Coba para alumni ITB melihat juga kepada keberhasilan wirausaha alumni ITB yang lebih muda, tetapi proses pencapaiannya tak kalah sama senior-senior tadi. Misalnya Denni Andri yang alumnus Geologi ITB (1989) yang merintis dari bawah sampai mendudukkan perusahaannya menjadi pemain kelas dunia untuk produk turbin dan mesin-mesin industri lainnya. Bagaimana Irwan H. Marbun (Teknik Sipil ITB 1980) dan rekannya M. Fauzan (Teknik Sipil 1985) sangat hebat berwirausaha di bidang pembuatan tangki-tangki penyimpan raksasa yang memerlukan penguasaan teknologi tinggi yang sebelumnya biasa dikerjakan oleh Chicago Bridge & Iron dan Toyo Kanetsu. Perusahaannya kini dipercaya untuk mengerjakan banyak proyek di perusahaan-perusahaan minyak dan gas tidak hanya di Indonesia tetapi juga mulai mengerjakan proyeknya di luar negeri. Atau Saidi Pranoto, alumnus Teknik Geodesi ITB yang dulu karyawan sebuah konsultan sumberdaya alam kemudian keluar untuk mulai menapak berwirausaha dari kecil, menengah, menengah besar, besar dan “besar sekali” sekarang ini, dengan memiliki banyak pesawat terbang untuk keperluan pemetaan udara maupun pesawat penumpang ke puluhan rute penerbangan perintis di puluhan kabupaten di Indonesia. Ada juga alumnus ITB yang semula menjadi intrapreneur kemudian menjadi wirausaha kecil mengerjakan serabutan berbagai order pekerjaan; kemudian menjadi “juragan batubara” karena dari tabungan deposito yang dimilikinya selama bekerja dan keuntungan berwirausaha kecil-kecilan tadi telah mampu menaikkan nilai tambahnya menjadi pemegang belasan ijin Kuasa Pertambangan Batubara dengan luas puluhan ribu hektar; yang kemudian dikembangkannya sendiri dan sebagian di antaranya sudah mulai produksi batubara dan bahkan sudah jutaan metrik ton batubaranya “loading” ke tongkang maupun “mother vessel” menuju berbagai industri di dunia. Itu adalah sekedar contoh-contoh kecil saja karena terlalu panjang untuk diungkapkan satu persatu disini dalam sebuah artikel di mailist ini.


Saya jadi ingat salah satu postingan email di sebuah mailist dari Ir. Irsal Imran, PhD, alumnus Sipil ITB (angkatan masuk 1983) yang sejak belasan tahun bekerja di Amerika Serikat yakni tentang “Insinyur Abstrak”. Indonesia lebih memerlukan insinyur abstrak yang pemikirannya dapat menerawang tidak sekedar tukang insinyur seperti yang diperankan dengan baik oleh artis senior RanoKarno pada serial sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” di stasiun TV RCTI belasan tahun silam. Yang banyak dijumpai di Indonesia dalam pengamatan Irsal Imran adalah insinyur yang memang profesional dalam bidangnya tetapi lebih cenderung mengejar gaji tinggi doang.


“Insinyur Abstrak” dalam pengertian saya adalah insinyur yang kemampuan imajinasinya tinggi yang karena pintar mengukur diri untuk tidak langsung mewujudkan cita-citanya tetapi dia “sekolah” terlebih dulu di sebuah perusahaan kredibel untuk mengasah kemampuannya dan menguatkan mentalnya, membuat jejaring pula bertahun-tahun, sambil menabung gajinya yang gede untuk suatu ketika setelah keberaniannya memuncak kemudian dijadikan modal awal berwirausaha. Ada proses menjadi “intrapreneur” terlebih dulu disini kemudian menjadi “entrepreneur pemula” yang telah dibekali keahlian, jejaring yang telah terbentuk ketika menjadi intrapreneur dan terutama keberanian mengambil risiko dari “orang makan gaji” menjadi “orang menggaji orang”. Atau bahkan ada yang prosesnya bisa dimulai sejak menjadi mahasiswa telah menjadi “entrepreneur kelas gurem” dari segi skala tetapi ada keberanian luar biasa yang tumbuh sejak dini, sedikit kemampuan dan sangat sedikit modal serta sedikit rintisan jejaring.


Kita memang sangat mendambakan lebih banyak lagi lulusan perguruan tinggi di Indonesia memilih wirausaha sebagai pilihan profesinya. Karena bukan saja akan mengurangi deretan jumlah sarjana yang menganggur tetapi juga akan membuka kesempatan kerja yang lebih luas. Oleh karena itu, saya sejak lama telah sering mengingatkan agar kampus-kampus di Indonesia mengembangkan lebih banyak proses latihan bagi mahasiswa sebagai bagian dari proses pendidikan, antara lain pembentukan unit-unit Inkubator Bisnis di kampus yang dikelola secara sungguh-sungguh dan profesional. Kebijakan ini akan sangat strategis bagi pencetakan kelahiran lebih banyak wirausaha baru berbasis kampus. Kita mendambakan kampus ITB tidak hanya menjadi kampus riset tetapi lebih hebat lagi menjadi “Entrepreneur University”. ITB diharapkan dari tahun ke tahun lebih banyak mencetak cikal bakal “Wirausaha Sejati” yang di kemudian hari di antara mereka akan ada yang berhasil menjadi “World Class Entrepreneur” yang akan mengubah Dunia.

Sabtu, 26 September 2009

Sampai Wartawan Dua TV pun Terpaksa Jadi “Pelacur” Demi Golkar 1 yang Peot

Oleh Cardiyan HIS



Golkar 1 yang sudah kakek peot pun masih direbutin demi ngincar bagi-bagi kursi kabinet SBY jilid 2. Benar kata khatib shalat Ied, jangan-jangan Indonesia bubar justru setelah puasa selama satu bulan! Pindahin saja channel TV One dan Metro TV bila terus-terusan dijadikan alat kepentingan pribadi pemiliknya. Dan wartawan yang tak berkarakter pun jatuh menjadi “pelacur intelektual”.



Kalau jadi pemilik toko televisi, kita asyik bisa nonton secara paralel tayangan “Kick Andy” di Metro TV dan “Republik Mimpi” di TV One. Metro TV adalah milik Surya Paloh dan TV One milik Aburizal Bakrie. Kedua pengusaha ini tengah bersaing memperebutkan kursi Golkar 1, partai yang semakin peot karena perolehan suaranya semakin melorot. Tetapi tokh masih menjadi rebutan mereka berdua. Karena mereka masih berasumsi kalau menjadi Golkar 1, masih punya “bargaining position” dengan SBY, yang nyaris akan semakin mendekati kekuasaan seniornya Soeharto dalam mengangkangi kekuatan parlemen. Oleh karenanya, Surya Paloh dan Aburizal Bakrie secara maksimal memanfaatkan media elektronika yang dimilikinya tersebut secara optimal untuk saling “membunuh”.


Hanya kita sebagai penonton televisi menjadi sangat sebel. Andy F. Noya yang dibangga-banggakan sebagai sangat humanis, pembela rakyat dan tak mau disetir oleh siapapun pengusaha kelas kakap termasuk oleh bos Surya Paloh, ternyata “wartawan kelas ecek-ecek” juga. Saya menyesal banget menghadiri dies Emas ITB awal Maret 2009 dengan satu alasan mau terbang dari Kalimantan Tengah untuk datang ke ITB karena ingin melihat Andy F. Noya (orang luar ITB) menerima penghargaan ITB yang sangat terkenal di dunia sangat pelit itu; mengapa ITB sampai memberi penghargaan begitu tinggi pada seorang Andy F. Noya? Apakah pasca insiden ini Andy F. Noya akan mundur dari Metro TV kita tunggu saja.


Dan di channel lain, TV One, seorang Emha Aenun Najib, yang bangga disebut budayawan papan atas Indonesia, yang dulu juga sangat bangga “direken” oleh Soeharto karena diundang sangat eksklusif satu dua hari sebelum Reformasi, begitu gagahnya membela keluarga Bakrie dalam kasus lumpur Lapindo. Apa urusannya budayawan Emha lebih membela pengusaha kelas atas Indonesia dibanding membela korban lumpur Lapindo?


Kolega saya di media cetak terpandang begitu gundahnya dengan insiden dagelan di dua media elektronika ini, forward ke saya jawaban sms-smsnya dari tokoh Dewan Pers dan KPI. Jawabannya memang seperti orang yang sudah sangat ngantuk habis menonton kedua dagelan itu. Media, baik itu media cetak maupun media elektronika memang semakin kasat mata telah menjadi alat para pemiliknya memainkan kepentingannya. Bisa kepentingan bisnis, bisa kepentingan politis atau sekedar menjadi alat mendongkrak popularitas pribadi menjadi selebritas alias pesohor. Bagaimana penonton yang sangat sebel akan segera pencet “remote control” manakala Surya Paloh, pemilik Metro TV begitu seringnya berbuih-buih di depan Metro TV seolah sangat heroik dengan durasi 4 sampai 5 menit tanpa editing sama sekali dari Pemimpin Redaksi Metro TV yang tentu sangat takut sama “big boss”. Masih agak mending Aburizal Bakrie tak turun gunung, dan menganggap lebih pantas diwakili oleh sang putra mahkota Anindya Bakrie untuk sering muncul di TV One.


Inilah persis apa yang dikatakan oleh John Swinton, the former Chief of Staff for the New York Times, was one of New York's best loved newspapermen. Called by his peers "The Dean of his Profession", John was asked in 1953 to give a toast before the New York Press Club, and in so doing, made a monumentally important and revealing statement. He is quoted as follows:
“.......The business of the journalists is to destroy the truth; to lie outright; to pervert; to vilify; to fawn at the feet of mammon, and to sell his country and his race for his daily bread. You know it and I know it, and what folly is this toasting an independent press? We are the tools and vassals of rich men behind the scenes. We are the jumping jacks, they pull the strings and we dance. Our talents, our possibilities, and our lives are all the property of other men. We are intellectual prostitutes."

Selasa, 22 September 2009

1 Syawal 1430 H, Bukan Awal Menumpulkan KPK ‘kan SBY?

Oleh Cardiyan HIS


Rapat rencana penunjukan langsung pejabat sementara KPK dengan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) oleh Presiden SBY sangat membahayakan independensi KPK. Terlebih SBY hanya mengundang anak buahnya saja yakni Menteri Kehakiman dan HAM, Jaksa Agung dan Kapolri tanpa menyertakan sama sekali unsur pimpinan KPK yang tersisa.



Siapapun yang terpilih nanti, misalnya kalau kita berangan-angan SBY menunjuk Teten Masduki, Bambang Widjojanto atau Todung Mulia Lubis atau para pendekar anti korupsi yang memiliki integritas tinggi lainnya menyempil di antara “buaya” polisi yang akan bergabung dengan jaksa menjadi “godzilla” seperti diistilahkan sendiri oleh Jaksa Agung Hendarman Supandji, yang begitu mengerikan. Namun mekanisme perppu sebaik apa pun niat baik SBY tetaplah SBY telah intervensi terhadap independensi KPK.


Bisa dibayangkan, 3 orang yang ditunjuk sementara nanti akan mengobok-obok data sangat rahasia dan kalau perlu menghapus jejak setiap proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan KPK sebelumnya. Karena siapa tahu banyak di antaranya pejabat tinggi, politisi atau pengusaha kakap yang karena politik citra terkesan sangat jujur, eh malah ternyata garong juga. Bukankah selama ini rakyat Indonesia tidak mengetahui gurita masalah kebobrokan para koruptor kelas kakap dan siapa di belakangnya yang lebih berkuasa penuh yang bertindak sebagai pelindung. Siapa pun yang ditunjuk SBY akan merasa “kehilangan budi baik” dan sebagai manusia akan cenderung lebih loyal kepada yang menunjuknya yakni kepada SBY ketimbang loyal terhadap rakyat Indonesia.


Bila kekhawatiran itu yang terjadi dalam kenyataannya, Indonesia dipastikan akan mundur kembali menjadi negara korupsi nomor satu di dunia! Mundur beratus tahun seperti Jepang pada masa Pra Restorasi Meiji atau mundur ke jaman korupsi rezim Soeharto. Masa depan Indonesia sungguh sangat-sangat suram. Dengan demikian Indonesia berkemungkinan sangat potensial menjadi negara gagal di dunia. Reformasi birokrasi pemerintah yang didengung-dengungkan oleh SBY akan mati lebih dini sejak dikomando di pusat pemerintahan di Jakarta. Dan pasti akan tambah hancur-hancuran manakala sangat banyak raja kecil di kabupaten-kabupaten seluruh provinsi Indonesia yang selama ini tidak tersentuh KPK akan merayakan pesta besar pemerasan dengan memasang biaya ekonomi tinggi kepada para Wirausaha Sejati (Genuine Entrepreneur) yang sebenarnya berniat berusaha untuk menggerakkan ekonomi daerah dan dengan demikian akan membuka kesempatan kerja yang lebih luas.


Semula kita sebenarnya sangat mengapresiasi atas pengorbanan sangat luar-biasa SBY untuk tidak pandang bulu untuk membiarkan KPK menyeret Aulia Pohan, besannya sendiri. Begitu pula dalam kampanye Pemilu 2009-2014, Partai Demokrat yang dilahirkan dari tangan SBY satu-satunya partai yang mengangkat isyu pemberantasan korupsi secara atraktif yakni dengan jargon: “Katakan tidak untuk korupsi. Lanjutkan!”. Maka adalah sungguh mulia bila SBY membuktikan jargon mentereng tersebut dalam praktek yakni menuntaskan integritas tinggi SBY untuk menghabiskan periode terakhir kepemimpinannya dengan tidak ragu-ragu lagi untuk: menghabisi koruptor-koruptor kelas kakap tanpa pandang bulu!!! Rakyat Indonesia akan berdiri di belakang SBY dan tersenyum bangga menatap Indonesia Raya ke depan yang akan menjadi adidaya kembali seperti tradisi Indonesia sebagai bangsa besar, yang meraih kebesarannya dengan perjuangan besar pula.


Jangan kecewakan rakyat mahasiswa yang berhasil menumbangkan rezim korup Soeharto. Jangan kecewakan rakyat yang telah melahirkan para pahlawan mahasiswa yang telah mempercayai Anda, SBY untuk kedua kalinya memimpin Indonesia. Sebaliknya kalau SBY yang secara pribadi adalah orang baik, tetapi seandainya sebagai Presiden RI masih ragu-ragu lagi membuktikan jargonnya “Katakan tidak untuk korupsi. Lanjutkan”. Maka sesungguhnya SBY telah menyimpan bom waktu demikian dahsyat bagi kemarahan sangat luar biasa rakyat Indonesia yang dizalimi sejak lama oleh para koruptor dan para pelindungnya.

Rabu, 16 September 2009

Apa Kabar Jargon “Katakan Tidak pada Korupsi. Lanjutkan!”?

Oleh Cardiyan HIS


Jargon memang selalu mudah untuk diteriakkan dengan sekeras-kerasnya tetapi sangat sulit dilaksanakan dalam praktek. Bagaimana janji Presiden SBY yang mau memimpin terdepan dalam pemberantasan korupsi tetapi “cicak” KPK dibiarkan ditelan “buaya” Polisi? Dan anak buah SBY lainnya yakni Jaksa Agung ikut-ikutan galak pula sama KPK tetapi lembek kepada para koruptor.




Jelang Kabinet SBY jilid 2 diumumkan, banyak pahlawan kesiangan. Banyak yang cari muka ke SBY. Kejaksaaan Agung misalnya, seperti sangat galak tetapi bukan galak menjerat koruptor melainkan galak kepada KPK. Dan ini agaknya move Jaksa Agung Hendarman Supandji di depan SBY agar terpilih lagi jadi Jaksa Agung (Sorry deh, track record Anda terlampau memble!). Begitu pula sang “buaya” Polisi seperti tak tahu aturan kekhususan KPK, mereka secara arogan mengobok-obok KPK pula dengan dalih ada penyalahgunaan wewenang pada beberapa pimpinan KPK dan bawahannya.


Sementara sang komandan SBY seolah diam tak berdaya. Padahal kalau dia mau, SBY bisa saja menginstruksikan Jaksa Agung dan Kapolri, karena keduanya adalah masih dalam wewenang komando SBY untuk tidak bertindak seenaknya mengobok-obok KPK. Anak SD pun telah tahu, KPK adalah lembaga independen dan memiliki kekhususan dalam pemberantasan korupsi dan tidak bisa diintervensi oleh siapa pun termasuk oleh Presiden SBY.


Sebagai salah seorang rakyat Indonesia yang sangat meyakini bahwa Indonesia ke depan akan maju kalau pemerintah SBY menguatkan tiga pilar utama pembangunan bangsa yakni Pendidikan, Kewirausahaan dan Penegakan Hukum. Maka dengan merujuk fakta-fakta di atas, saya sangat sedih dalam memandang Tanah Air Indonesia ke depan begitu sangat suramnya. Indonesia dipastikan akan menjadi negara paling korup nomor satu di dunia! Dan akibatnya sangat berkemungkinan menyimpan bom waktu menjadi salah satu negara gagal di dunia.


Nasib Indonesia akan sangat suram karena salah satu pilar tadi yakni Penegakan Hukum akan mandul. Investasi pendidikan yang sesungguhnya mulai ada trend positif yakni naik menuju ke angka ideal 20% dari total APBN berdasarkan amanat UUD 1945, akan menjadi sia-sia kalau koruptor dibiarkan merajalela. Begitu pula para Wirausaha Sejati (Genuine Entrepreneur) akan jungkir balik berakrobat untuk memutar roda ekonomi karena sehari-hari mereka harus mengeluarkan ekonomi biaya sangat tinggi akibat ulah penguasa yang sangat korup, tetapi dibiarkan merajalela tanpa ditindak.


Pengadilan hanya akan menjadi forum dagelan belaka. Koruptor sebagian besar dibebaskan karena sejak awal memang direkayasa oleh jaksa dengan tuntutan hukum yang lemah dan kemudian batal demi hukum untuk divonis bebas oleh hakim yang telah terbeli pula. Dan kalau pun ada yang dihukum, hanya vonis basa-basi saja, vonis hukuman dibuat sangat-sangat ringan. Nasib maling ayam yang digebukin sampai mati bahkan ada yang dibakar oleh rakyat sungguh tragis dibanding nasib koruptor yang dipenjara di ruang yang lapang dan memiliki AC, TV Flat, kasur empuk, bebas menggunakan HP dari ruang nyaman penjara bahkan kalau perlu memimpin rapat bisnis disini pula. Dan presedennya sudah banyak. Seperti sudah terbukti sekarang pun banyak koruptor dihukum sangat ringan dengan masa percobaan bahkan tanpa penahanan. Ini sama saja dengan bohong. Dan kalau pun jaksa melakukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi bahkan sampai ke Mahkamah Agung, ya tetap dagelan juga.


Jadi Indonesia sekarang persis Jepang 150 tahun yang lalu! Ketika upaya-upaya Restorasi Meiji di Jepang mendapat banyak tantangan terutama dari para koruptor dan pendukungnya. Indonesia tentu ingin maju menjelma seperti Jepang yang modern sekarang ini, sebagai buah dari Restorasi Meiji yang diajarkan oleh Guru Bangsa Jepang, Fukuzawa Yukichi, sekaligus sebagai peletak dasar utama Jepang menuju Jepang yang modern sekarang ini melalui perjuangan membangun Pendidikan, Kewirausahaan dan Penegakan Hukum.


Jadi apa lagi pengharapan yang ada? Ya paling kita harus menunggu dulu untuk sabar sampai SBY melantik Kabinet SBY Jilid Dua pada 20 Oktober 2009. Siapa tahu SBY menjadi sangat malu dengan kisruh KPK lawan Kepolisian dan Kejaksaan Agung. Siapa tahu SBY lebih malu lagi dengan jargon kampanye pemenang Pemilu 2009-2014 yakni Partai Demokrat, partainya SBY: “Katakan Tidak pada Korupsi. Lanjutkan!?”.


Kita hanya berharap SBY tidak lupa dengan janjinya untuk memimpin paling depan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia yang dijanjikannya sejak 2004 ketika pertama kali SBY dilantik oleh MPR sebagai Presiden RI yang ke enam. Ketika itu rakyat sangat berharap SBY mengikuti langkah Presiden Cina yang memimpin di depan dalam pemberantasan korupsi, sehingga banyak koruptor yang dihukum gantung atau ditembak sampai mati. Dan lihat saja hasilnya; Cina menjelma menjadi negara raksasa ekonomi nomor 1 di dunia dengan cadangan devisa lebih dari US$ 2.000 miliar! Kita, rakyat Indonesia tentu menginginkan Indonesia maju, dan sesungguhnya Indonesia berpotensi juga untuk menjadi negara adidaya di dunia asalkan koruptor-koruptor dihabisin. Rakyat Indonesia akan protes sangat keras bila pemberantasan korupsi bukannya maju malah mundur ke belakang, ke jaman korupsi di era Soeharto bahkan lebih mundur lagi seperti ke jaman Pra Restorasi Meiji di Jepang 150 tahun yang lalu!

Sabtu, 12 September 2009

Dan Lebaran pun Marak dengan Pamer Mobil Baru

Oleh Cardiyan HIS



Transportasi umum hampir pasti akan harus dikembangkan sebaik-baiknya, terutama di kawasan-kawasan padat penduduk. Akan tetapi orang akan tetap mencari ruang untuk pribadi. Dan jika ruang lain sulit dicari, maka tempat yang paling baik untuk menyendiri adalah kendaraan bermotor pribadi.



“I think I need a bigger TRUCK. Yes, Indonesia can attract Investment in the Global Automotive Industry of the World”. Kata-kata itu mengucur demikian deras dari Anthony (Tom) McDonald, seorang tokoh otomotif pada Australian Trade Commission, kepada penulis sesaat setelah ia selesai mempresentasikan papernya pada sebuah seminar dan pameran otomotif di Jakarta Convention Centre, Jakarta beberapa waktu lalu.


Apanya yang menarik dari Indonesia? “Indonesia adalah negara yang memiliki potensi luar biasa dalam segi pertumbuhan pemilikan kendaraan bermotor. Karena yang telah memiliki kendaraan bermotor adalah kurang dari 2% penduduknya yang jumlahnya sekitar 240 juta”, tegas Tom. Menurut Tom pula, perlu dicatat bahwa Indonesia adalah pemilik sepeda motor terbanyak ketiga di dunia setelah Cina dan India. Sehingga bila Indonesia bangkit dari keterpurukan otomatis punya peluang akan kepemilikan kendaraan bermotor di masa-masa mendatang.


Bila bermain dengan “angka-angka yang mengesankan”, Indonesia memang belum apa-apa dalam segi kuantitas kepemilikan kendaraan bermotor. Studi-studi World Bank, Autopolis, Euromonitor International dan Bridge menunjukkan jumlah kendaraan bermotor per 1 km jalan raya di Indonesia masih terbilang rendah yakni 14 buah. Namun Indonesia masih di atas India (3), Cina (7) dan Filipina (11). Angka tertinggi dicapai Hong Kong 276 buah kendaraan bermotor per km jalan; Singapura (170), Korea Selatan (120), Thailand (97), Malaysia (69) dan Jepang (61).
Sedangkan bila diukur oleh jumlah kendaraan penumpang per 1.000 penduduk, Indonesia masih termasuk paling rendah pula yakni hanya 14 buah. Hanya di atas Filipina 12 buah, tetapi sangat jauh dibanding Malaysia dan Thailand, yang masing-masing telah mencapai angka 177 dan 36 buah kendaraan penumpang per 1.000 penduduk.
Namun melihat dari pertumbuhan kendaraan bermotor per 1 km jalan, Indonesia termasuk yang memiliki pertumbuhan cukup pesat yakni rata-rata 4%. Pertumbuhan ini agaknya dipacu oleh faktor betapa harga BBM di Indonesia adalah tetap termasuk paling rendah di Asia Pasifik meskipun pihak Pertamina kerap menaikkan harga BBM.


Indonesia jelas memiliki potensi sangat besar untuk menjadi pemilik kendaraan bermotor yang sangat diperhitungkan di masa depan. Indikator “kulit kemewahan” di kota-kota besar Indonesia, yang secara kualitatif menunjukkan ke arah itu sulit untuk dibantah. Dan secara kualitatif memang kesenjangan antara pemilik kendaraan bermotor dengan yang belum memiliki kendaraan bermotor, begitu menganga lebar. Bahkan secara kualitatif pemilik kendaraan bermotor Indonesia dari kelas “low-end to high-end” yang memiliki lebih dari satu kendaraan mewah, terbilang sudah memiliki gaya hidup seperti rekan-rekan mereka di negara-negara maju. Bahkan kalau dikuantifikasi secara kasar pun jumlah pemilik kendaraan bermotor di kota-kota besar Indonesia pada kelas tadi, boleh jadi akan mengalahkan angka Singapura yang jumlah penduduknya cuma sekitar 3,5 juta orang.


Sesungguhnya, salah satu tantangan serius di masa-masa mendatang adalah memecahkan masalah kesenjangan sosial di antara pemilik kendaraan bermotor dan bukan pemilik kendaraan bermotor, yang lingkupnya tidak hanya terbatas pada satu negara tertentu, seperti ilustrasi di Indonesia. Tetapi kini lingkup problematikanya telah mendunia. Yakni tentang kenyataan adanya kebutuhan mobilitas dan aspirasi-aspirasi kawasan dunia yang masih berkembang terhadap rekan-rekan mereka di negara-negara maju. Sesungguhnya itulah yang menjadi tantangan besar dunia otomotif di masa-masa mendatang. Seperti ditulis oleh pakar otomotif dunia; Dennis Simanaitis pada http://www.roadtrack.com/Road Track/technical/0901_whiter_the automobile_pl.html, bahwa mau atau tidak, disadari atau tidak, nenek moyang kita adalah pengembara. Yang mewariskan kepada kita sebuah gen kecenderungan untuk mengembara ke mana pun di dunia ini.


Maka seperti kebanyakan orang lain, ia pun percaya bahwa mobilitas pribadi akan tetap menjadi prioritas utama. Transportasi umum hampir pasti akan harus dikembangkan sebaik-baiknya, terutama di kawasan-kawasan padat. Akan tetapi orang akan tetap mencari ruang untuk pribadi. Dan jika ruang lain sulit dicari, maka tempat yang paling baik untuk menyendiri adalah kendaraan bermotor pribadi.
Selain itu, akibat kepadatan penduduk yang semakin berlipat ganda di masa mendatang, hasrat untuk mendapatkan kebebasan pribadi akan semakin penting. Dan kendaraan bermotor akan tetap menjadi sesuatu yang menyenangkan, baik untuk mengisi waktu senggang maupun untuk mencari tambahan penghasilan. Kita agaknya masih akan suka berkeliling memakai kendaraan bermotor hanya demi kesenangan termasuk untuk mudik Lebaran atau Hari Raya Idhul Fitri 1430 H kali ini, sekalipun Indonesia masih terjebak dalam krisis panjang multi dimensi. Dan bahkan juga untuk sekadar “pamer” guna menunjukkan pencapaian status simbol tertentu bagi para pemilik kendaraan bermotor.

Kamis, 03 September 2009

ITB, UI, UGM dan IPB Melawan PT Thailand dan Malaysia.

Oleh Cardiyan HIS



Kalah dalam kuantiti publikasi di jurnal tetapi menang dalam kualiti publikasi. Tanya kenapa? Karena ITB yang merupakan representasi terbaik Indonesia dalam hal publikasi di jurnal internasional lebih menekankan kepada substansi, kandungan dan orisinalitas paper yang dimuat di jurnal paling kredibel di dunia. Sehingga ITB menang dalam jumlah artikel dirujuk (Times Cited). Sedangkan Malaysia dan Thailand sudah pinter merekayasa strategi secara sistimatis sejak paper-paper yang dimuat di jurnal-jurnal nasional mereka diupayakan bisa masuk index ISI Knowledge dan Scopus; memperbanyak seminar dan konferensi internasional di negerinya agar dibuat proceedings yang bisa dicatat ISI Knowledge dan Scopus; dosen-dosen dirangsang bonus besar yang penting agar papernya banyak muncul dulu dan dicatat ISI dan Scopus, meski dimuat di jurnal internasional kelas dua dengan sedikit saja Times Cited .




Strategi persaingan antar perguruan tinggi (selanjutnya disingkat PT) di dunia internasional menarik untuk dikaji. Khususnya pada salah satu indikator utama kualitas PT yakni publikasi paper para dosen penelitinya yang dimuat di jurnal internasional. Berbagai upaya “public relations” yang menarik terus diupayakan oleh PT-PT di Asean khususnya PT Thailand dan Malaysia, begitu sistematis. PT-PT Singapura tidak dibahas disini karena dari segi dana riset yang diberikan oleh Pemerintah ke National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU) misalnya sudah setara dengan dana riset universitas papan atas di dunia seperti MIT, Harvard University. Selain itu, NUS dan NTU diuntungkan oleh jumlah publikasi dosen-dosen terbaik yang direkrut dari berbagai belahan dunia sehingga mengkatrol Citations Index mereka. Di sinilah PT-PT Indonesia harus mengaku kalah dalam strategi pencitraan yang dilakukan secara sistematis oleh PT-PT Thailand dan Malaysia. PT-PT Indonesia yang diwakili ITB, UI, UGM dan IPB hanya masih menang dibanding PT-PT di Filipina dan Vietnam.


Politik pencitraan bagi PT-PT Thailand dan Malaysia sangat disadari akan membuat PT-PT mereka bisa survive bahkan diharapkan menjadi kiblat PT minimal di kawasan regional Asean. Dan ini berarti akan menjadi kiblat pula dengan berdatangannya mahasiswa asing untuk menuntut ilmu. Juga kalangan industri akan melirik hasil riset PT. Jadi ujung-ujungnya berarti bisnis besar di bidang pendidikan tinggi, seperti yang telah berhasil diperankan dengan baik oleh PT-PT di Australia dan Singapura.
ITB sebagai representasi terbaik Indonesia dalam hal jumlah dan kualitas publikasi di jurnal internasional dibanding UI, UGM, LIPI dan IPB. Ternyata ITB masih kalah jauh dalam jumlah judul publikasi dibanding PT-PT papan atas di Thailand (seperti Mahidol University, Chulalongkorn University, Thamasat University) dan PT-PT papan atas Malaysia (seperti University of Malaya, Universiti Sains Malaysia, Universiti Putera Malaysia, Universiti Kebangsaan Malaysia dan Universiti Teknologi Malaysia).


Tanya kenapa? Dosen-dosen peneliti ITB memang unggul dalam hal substansi, kandungan dan orisinalitas paper sehingga banyak dimuat di jurnal-jurnal papan atas (first tier) di dunia dibanding paper-paper PT-PT asal Thailand dan Malaysia yang mayoritas hanya dimuat di jurnal-jurnal internasional second tier. Ini menyebabkan dampaknya sangat signifikan terhadap jumlah paper dirujuk (Times Cited) milik dosen-dosen peneliti ITB yang dirujuk oleh banyak dosen peneliti kelas dunia pula, dibanding Times Cited seluruh dosen peneliti PT-PT di Thailand dan Malaysia bahkan PT-PT Singapura untuk disiplin ilmu tertentu seperti Natural Sciences.


Paper Prof.DR.Ir. Sri Widiyantoro (ITB) berjudul “The Evidence for deep mantle circulation from Global tomography” yang dimuat di jurnal sangat bergengsi di dunia “Nature” volume 386, Tahun 1997, misalnya telah dirujuk 576 kali!!! Sri Widiyantoro telah menulis 18 paper yang dimuat di jurnal-jurnal papan atas, selain Nature juga antara lain dimuat di jurnal sangat kredibel di dunia yakni “Science”, “Review of Geophysics”, “Journal of Geophysical Research-Solid Earth”, “Earth and Planetary Science Letters”. Total Times Cited (jumlah paper dirujuk) Sri Widiyantoro versi Scopus adalah 1.472 sedangkan versi ISI Web of Knowledge adalah 1.240, merupakan yang tertinggi di Asean. ITB juga masih memiliki dosen-dosen peneliti papan atas pada bidangnya di dunia yang jumlah Times Cited-nya ratusan seperti Benjamin Soenarko, Halim M, Noer AS, Soemarsono, Hidayat R, Wilson W. Wenas, Hakim EH, Wiramihardja SD, Ariando, Firman T, Gusnidar T, Pancoro A, Onggo D, Linaya C, Arif I, Herman, Suwono A, Hidayat T, Akhmaloka, Priadi B, Cahyati, Wenten IG, Hadi S, Adisasmito S, Wurjanto A, Herdianita NR, Rusdi A, Widjaja J, Hasanuddin ZA, Retnoningrum DS, Baskoro ET, Sutjahja IM, Iskandar DT, Dahono P, Arismunandar dan banyak lagi.


Untuk melihat fenomena ITB yang kalah di jumlah paper disbanding PT-PT Thailand dan Malaysia, tetapi ITB menang di jumlah paper dirujuk atau Times Cited. Maka ada bagusnya membaca H-Index seperti yang diusulkan oleh Jorge E. Hirsch. Hirsch menegaskan bahwa total jumlah paper tidak memperhitungkan kualitas publikasi ilmiah. Sedangkan jumlah citations (Times Cited) paper akan menunjukkan indikasi atas kualitas paper tersebut karena dimuat di publikasi ilmiah yang sangat kredibel dan menjadi rujukan banyak para peneliti di dunia. Juga bisa dibaca untuk tema serupa pada teori-teori John P. Perdew, yang telah sangat berhasil dalam devising baru perkiraan yang banyak digunakan dalam Teori Kerapatan Fungsional. Dia telah menerbitkan karya-karyanya dimana 3 karya dikutip lebih dari 5.000 kali dan 2 dikutip lebih dari 4.000 kali. Beberapa ribu makalah memanfaatkan Teori Kerapatan Fungsional yang diterbitkan setiap tahun, kebanyakan dari mereka mengambil sekurang-kurangnya satu paper karya JP Perdew. Dapat dibaca H-index Me pada www. scienceblogs.com/pontiff September 15, 2005 on 9:37 pm I In Science I.


Namun terus terang, penulis ingin mengkritik ITB terlalu “polos”, terlalu “PD” (percaya diri) dengan keunggulan substansi, kandungan dan orisinalitas karya penelitian yang ditulis dosen-dosennya dalam paper-paper di jurnal internasional papan atas di dunia. Tetapi ITB kalah telak dalam aspek strategi pencitraan dan strategi perekayasaan secara sistematis dibanding PT-PT di Thailand dan Malaysia. PT-PT Thailand dan Malaysia sangat pintar dan gesit dalam memobilisasi gerakan pencitraan jurnal-jurnal nasional milik mereka agar yang terpenting semua paper yang dimuatnya masuk terlebih dulu pada Index ISI Knowledge dan Scopus, disamping Google Sholar (lembaga independen yang mengumpulkan berbagai karya dari jurnal ilmiah ternama dan terpilih di dunia). Dosen-dosen senior mereka membimbing langsung dosen-dosen yunior dan mahasiswa program pasca sarjana agar berusaha menulis paper dengan target yang penting agar dimuat terlebih dulu di jurnal lokal agar paper tersebut berhasil Indexed oleh ISI Knowledge dan Scopus. PT-PT mereka merangsang bonus tinggi kepada dosen-dosen peneliti yang papernya berhasil dimuat di jurnal internasional meskipun di jurnal internasional kelas dua, sehingga tak apa-apa untuk tahap-tahap awal paper-paper mereka akan kurang dalam hal Times Cited. Mereka juga memperbanyak event kegiatan seminar dan konferensi ilmiah internasional sehingga hasilnya dibukukan dalam bentuk proceedings yang kemudian Indexed di Scopus dan ISI Knowledge.


PT-PT di Indonesia boleh saja belajar dengan strategi yang dilakukan oleh PT-PT Thailand dan Malaysia yakni dengan mewajibkan mahasiswa Pasca Sarjana S-2 dan terlebih-lebih S-3 untuk menulis thesis dalam bahasa Inggris yang novelty yang kemudian dijadikan paper untuk dikirim dan diseleksi untuk pemuatan di jurnal nasional dan kemudian di jurnal internasional. Program ini kalau konsisten dilakukan akan membuat produktifitas paper yang dihasilkan PT-PT di Indonesia akan melonjak tajam. Tetapi tetap politik pencitraan ini tidak melupakan akar pokoknya yakni paper yang substansial, kaya kandungannya dan orisinal. Selamat meneliti dan menuliskannya ke dalam jurnal-jurnal kredibel di dunia.

Minggu, 30 Agustus 2009

Menghindari Neraka, Orangutan pun Terpaksa Puasa dan Kelelawar Menjerit-jerit Kesakitan.

Oleh Cardiyan HIS


Seluruh provinsi di Kalimantan menjadi neraka bagi hewan-hewan kekayaan Indonesia yang masih tersisa. Sudah lebih dari 20.000 Orangutan terbunuh. Sementara nyawa Kelelawar dihargai cuma belasan ribu rupiah saja. Ekspansi besar-besaran perkebunan kelapa sawit yang dimiliki mayoritas pengusaha Malaysia dituding LSM sebagai biang kerok akan punahnya hewan-hewan kekayaan hayati Indonesia.



Sejak menjelang Puasa Ramadhan, saya bak gaya pejabat Orde Baru; Menteri Penerangan Harmoko dan para pejabat Bupati di Orde Reformasi. Saya ditemani anak Teknik Fisika ITB 1983 dan dua staf saya di Kalimantan Tengah melakukan “Safari Ramadhan”. Namun saya mengkombinasikannya bak perilaku selebritis artis film, sinetron dan pemain band yakni putus-sambung, putus-sambung.


Berangkat tanggal 18 Agustus 2009 dari Jakarta, saya nginap semalam di Banjarmasin. Keesokan harinya saya lewat jalan darat melahap rute Banjarmasin--Tamiang Layang (ibukota kabupaten Barito Timur)--Buntok (ibukota kabupaten Barito Selatan) dan kemudian berhenti dua hari di Muara Teweh (ibu kota kabupaten Barito Utara). Muara Teweh kotanya terbilang ramai untuk ukuran ibu kota kabupaten di Kalimantan Tengah meskipun kalah dibanding kota lainnya di Kalimantan Tengah yakni Sampit, ibu kota kabupaten Kotawaringin Timur.


Setelah sempat berisitirahat di Muara Teweh, saya kembali fit. Kami melanjutkan perjalanan safari melelahkan ini ke kota Puruk Cahu, kota paling ujung di Kalimantan Tengah yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Timur. Dibanding dengan jalan-jalan di Kalimantan Tengah yang sebenarnya dari kemajuan bisnis belum semaju dibanding dengan Kalimantan Selatan, tetapi “aneh” bagian ruas jalan-jalan di Kalimantan Selatan menuju ke Kalimantan Tengah banyak yang rusak (apalagi kalau Anda pergi dari Banjarmasin ke arah Kalimantan Timur dengan rute melalui Batulicin, ibu kota kabupaten Tanah Bumbu dan Tanah Grogot terutama sejak Sungai Danau ruas-ruas jalannya sebagian besar hancur). Sedangkan mulai memasuki provinsi Kalimantan Tengah mayoritas jalan-jalannya relatif bagus. Semua diaspal hotmix seperti umumnya rute penghubung ke kota-kota besar di pulau Jawa. Bahwa masih ada beberapa ruas jalan belum mulus, tetapi memang sedang dalam pengerjaan untuk dimuluskan seperti terlihat dari alat-alat berat yang siap bekerja.


Puruk Cahu meskipun ibu kota kabupaten Murung Raya tetapi kotanya kecil saja. Masih kalah dengan kota kecamatan di pulau Jawa. Tetapi kabupaten Murung Raya ini sangat kaya sumberdaya alamnya terutama batubara dengan Gross Calorific Value sangat tinggi yakni rata-rata di atas 8.500 Kcal/kg dengan Standard Method ASTM. Tak mengherankan bila BHP perusahaan tambang raksasa asal Australia memiliki dua PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara) dengan luas areal ratusan ribu hektar dan sudah lama mengeksplorasinya disini. Namun entah alasan apa persisnya, mungkin karena resesi berat dunia atau ada problem teknis yang menyangkut handling di lapangan, yang jelas baru-baru ini mereka mengundurkan diri. Sehingga banyak asetnya dilelang dan mengundang banyak peminatnya pula terutama mengincar barang-barang seperti laptop dan komputer personal lainnya serta banyak kendaraan offroad. Saya hanya satu hari saja di Puruk Cahu. Kemudian kendaraan dipacu kencang menuju ke Buntok agar bisa istirahat sebelum memulai puasa Ramadhan pada 22 Agustus 2009.


Setelah sahur dan shalat Subuh di hotel, kami melanjutkan perjalanan menuju ibu kota Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Kami harus menunggu cukup lama karena antrian panjang kendaraan di penyebarangan sungai Barito. Karena kemarau panjang, sungai mendangkal. Sebagian dasar sungai dijadikan tempat anak-anak bermain sepakbola dan sebagian pemuda menjadikannya tempat berolahraga bola volley. Sambil menunggu, saya lihat beberapa orang penduduk tengah mengawasi dua kurungan ketat yang terbuat dari bambu. Ternyata di dalamnya berisi Kelelawar!!! Kuku-kuku tajamnya nongol di sela-sela kurungan bambu. Wah ngeri juga kalau dicakar, apalagi gigi Kelelawar juga sangat tajam dan bila menggigit bisa kena infeksi.


Saya tanya ibu-ibu, berapa jumlahnya? “Ada delapan puluh ekor!,” jawabnya. Gila. Bagaimana cara mendapatkannya, bu? “Ya mudah saja, kita pakai jaring besar dan kelelawar akan terjaring,” tambahnya. Mau diapakan bu, saya tanya kemudian. “Kita lagi menunggu bandar dari Tamiang Layang datang. Mereka akan borong semua Kelelawar yang kami tangkap,” jawab seorang ibu sambil memegang sebuah tangkai pohon yang masih ada satu kaitannya. Berapa harganya bu? “Ah cuma tiga belas ribu rupiah saja per ekor. Lumayan untuk makan dan bayar iuran sekolah anak”, jawab si ibu enteng.


Saya berpikir bagaimana mengeluarkan satu per satu Kelelawar ini dari kurungan bambu agar tak mencakar dan menggigit Manusia, eh sang bandar yang ditunggu-tunggu pun datang. Saya perhatikan dia dengan mudah mengeluarkan hidup-hidup seekor demi seekor Kelelawar. Caranya dengan memegang salah satu sayapnya sementara tangkai pohon mengait lehernya dan langsung memindahkannya ke kurungan yang dibawanya. Begitulah satu persatu Kelelawar dipindahkan sang bandar disaksikan ibu-ibu penjual dan anak-anaknya juga kami yang masih menunggu giliran menyebrang sungai. Saya lihat ada seorang penduduk membeli dua ekor Kelelawar. Dan si ibu dengan enteng memegang sayapnya, kemudian memukul satu dua kali kepala Kelelawar yang menjerit-jerit sampai nyawanya putus. Saya iseng tanya untuk apa? “Ya untuk dimakan saja”, katanya enteng. Mungkin istrinya akan memasaknya di rumahnya seperti orang Manado memasaknya menjadi makanan favorit “Paniki” di restoran-restoran Manado di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.


Sampai di Palangkaraya barulah saya bisa baca koran. Ternyata koran-koran lokal memuat berita protes sangat keras dari kalangan LSM tentang nasib tragis si Jojo, nama Orangutan di Pontianak, Kalimantan Barat. Tak hanya ummat Islam diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan, rupanya Orangutan pun “diwajibkan” berpuasa pula. Namun ada bedanya dengan ummat Islam yang berpuasa, Orangutan jantan bernama Jojo, yang diserahkan oleh masyarakat Pontianak ke BKSDA (Balai Konservasi Sumberdaya Alam) Pontianak, Kalimantan Barat ini karena terpaksa harus berpuasa. Menurut pengamatan para tokoh LSM Perlindungan Orangutan Kalimantan Barat; tak satu pun staf BKSDA, yang merawat serta memberi makan dan minum si Jojo.


Kemungkinan besar si Jojo tidak mendapatkan makan dan minum sejak hari Jumat, 21 Agustus 2009 lalu. Ketika itu para staf BKSDA rupanya telah kembali ke rumah masing-masing untuk berakhir pekan menyambut bulan puasa Ramadhan yang akan dimulai pada hari Sabtu, 22 Agustus 2009. Tentu saja si Jojo sakit. Padahal si Jojo, yang sebelumnya dalam kondisi tetanus karena dirantai selama bertahun-tahun, nampak semakin parah. Tubuhnya lemah dan badannya demam.


"Kondisinya sangat lemah dan panas tinggi. Jika tidak segera mendapatkan perhatian serius, dikhawatirkan si Jojo akan mati dalam waktu dekat," kata Seto Hari Wibowo, salah seorang pengkampanye perlindungan Orangutan dari Centre for Orangutan Protection (COP) kepada para wartawan. Kemarin, kami mengirimkan makanan dan susu agar dia bisa bertahan hidup. Hari ini, dia sudah mulai bicara meskipun dengan suara yang lemah. Dokter hewan akan memeriksanya besok. Seto berharap si Jojo tidak senasib dengan empat Orangutan saudara-saudaranya yang dititipkan ke Taman Agro Pontianak yang telah tewas karena buruknya penanganan. Kondisi yang lebih buruk malah disampaikan terjadi di Taman Pancur Aji, Sanggau, Kalimantan Barat. Ternyata ada tiga Orangutan muda saat ini tengah dikurung dalam kandang kecil, tanpa akses ke air minum dan makanan.


Rekan saya sesama mailister di mailist Lingkungan, Hardi Baktiantoro, yang merupakan Director of the Centre for Orangutan Protection, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mengatakan kepada Naturealert.blogspot.com milik institusi konservasi di London, Inggris: "The palm oil industry must be one of the worst, maybe even the worst, environmentally damaging industries in the world. I'm both shocked and saddened to now learn that New Zealand and EU farmers import palm kernel from my country to feed to their cows, the farmers knowing as they do, this contributes to deforestation and killing of Orangutans I appeal to these farmers today to immediately stop importing palm kernel."


Sementara kami dua hari kemudian akan segera melanjutkan safari ke kabupaten Pulang Pisau dan kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, saudara Hardi Baktiantoro terus meradang. Indonesia adalah negeri yang kaya akan tumbuhan buah-buahan. Apakah tidak boleh ada sedikit saja sisa untuk Orangutan? Puasa hanya untuk orang sehat. “Kenapa Orangutan yang sekarat juga dipaksa puasa? Apakah ini yang diinginkan dari Orangutan Action Plan? Jutaan dollar dihabiskan oleh OCSP dan budak-budaknya. Kemana perginya
nurani?”, Baktiantoro mempertanyakan.

Rabu, 26 Agustus 2009

Pemerintah RI, Bagaimana Kalau Carrefour dan Sejenisnya 1 Hari Libur?

Oleh Cardiyan HIS


Sebagai uji coba di bulan puasa Ramadhan 1430 H ini misalnya dipilih satu hari saja libur yakni hari ke 22 puasa Sabtu 12 September 2009 atau setelah para karyawan swasta, PNS, TNI dan Polri mendapat gaji bulanan serta mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) yakni 19 September 2009. Agar mereka membelanjakan sebagian uangnya untuk para pengusaha kecil di pasar-pasar tradisional.




Seorang rekan sesama alumni ITB prihatin berat. “Dalam jangka tidak terlalu lama lagi, ratusan ribu pemilik warung kecil akan menjadi pengangguran”, dia seolah meramal dengan keprihatinan yang mendalam. Jutaan pedagang “Pasar Becek”, akan mengais-ngais rejeki di selokan dan menghela gerobak memungut barang bekas, kardus, dan gelas plastik. Mereka adalah orang Indonesia, rakyat Indonesia yang tersisih, yang terpinggirkan, yang termarjinalisasi karena kalah dalam persaingan, yang dibuka kancahnya justru oleh PEMERINTAH-nya sendiri.


Persis layaknya pertarungan WFC kelas bebas saja. Tidak ada lagi aturan main. Yang badannya besar, kuat, kelas berat, diadu langsung dengan mereka yang kelas bulu. Sepak terjang pelaku ekonomi seperti bertarung di ring tanpa aturan apa pun. Apa pun boleh dipukul, segala cara pun halal, licik, ganas, kejam, berlaku sah dan boleh. Wasit memang ada tetapi seperti tiada.


Sekarang memang tambah banyak orang Indonesia yang sudah pandai sekali. Apalagi para lulusan “World Class University” di negeri Paman Sam Amerika Serikat dan di Eropa sana yang bukan kebetulan bila mereka banyak bercokol di kursi pengambil kebijakan Pemerintahan Indonesia. Dengan mindset yang dimilikinya praktis mereka tak punya kendala lagi untuk mempraktekkan dan mengembangkan konsep ekonomi supra-liberal alias ekonomi hukum rimba dalam industri retail khususnya, dan industri secara umum. Bahkan “lebih Amerika dari Amerikanya sendiri. Atau lebih Eropa dari Eropanya sendiri”.


Jadi apa yang diharapkan lagi dari para orang pandai bila tak mampu mengkonversi kepandaiannya untuk kemajuan bangsanya, untuk kesejahteraan rakyatnya? Padahal puncak dari segala puncak kepandaiaan seseorang adalah bila ilmunya bermanfaat untuk masyarakat. Nah, harapan agaknya tinggal kepada Pemerintah untuk memiliki dan menerapkan kebijakan memihak pengusaha kecil, agar kemudian mereka tumbuh dan berkembang setapak demi setapak menjadi pengusaha menengah bahkan suatu ketika akan menjadi pengusaha besar. Mengapa Pemerintah? Waktu kuliah Ilmu Pajak dan Hukum Tata Negara di semester akhir di Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, di Bandung, dosen saya DR. Wiratni, SH., dari Universitas Padjadjaran, di Bandung, menjelaskan kepada para mahasiswa agar berbagai lapisan masyarakat merasakan keadilan disinilah diperlukan kekuasaan mengatur yang dimiliki Pemerintah. Tanpa kekuasaan mengatur, Pemerintah adalah Pemerintah yang tak bisa memerintah.


Bila Pemerintah sadar, atau tidak takut (takut sama siapa sebenarnya sih) ya kekuasaan mengatur itulah yang harus diterapkan dengan tegas demi sebuah kebijakan memihak pengusaha kecil. Bila ada aturan yang sudah terlanjur berjalan tetapi sangat merugikan kepentingan rakyat Indonesia, ya bisa direvisi melalui sidang di Parlemen. Gitu saja repot. Konkritnya untuk urusan industri retail dan industri umumnya, sepak terjang Carrefour, Hypermart, Giant dan sejenisnya perlu diatur kembali.
Untuk masa transisi saya punya usulan; bagaimana kalau Carrefour, Hypermart, Giant dan sejenisnya disuruh 1 (satu) hari libur dalam seminggu yakni setiap hari Sabtu. Ini agar para calon pembeli kalangan berduit membelanjakan duitnya ke pasar-pasar tradisional alias “Pasar Becek”, ke para pengusaha kecil. Sebagai uji coba di bulan puasa Ramadhan ini misalnya dipilih satu hari saja yakni hari ke 22 puasa atau Sabtu 12 September 2009 atau setelah para karyawan swasta, PNS, TNI dan Polri mendapat gaji bulanan serta mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) yakni 19 September 2009.


Untuk ke depan hal-hal yang strategis dalam industri retail dan industri pada umumnya kita atur secara lebih mendalam. Agar semua merasa diperlakukan oleh Pemerintah secara adil. Termasuk juga untuk menjewer manajemen pasar-pasar tradisional milik Pemda yang dikelola amburadul, sehingga premanisme dipelihara. “Pasar Becek” seperti citra yang melekat pada tempat usaha pengusaha kecil sebenarnya bisa tidak becek lagi kalau dikelola secara kreatif. Tampilan barang dagangan di kios-kios bisa dibikin cantik dengan bantuan para mahasiswa Arsitektur dan Seni Rupa dalam sebuah aksi amal masyarakat kampus untuk pengusaha kecil. Pedagang dengan letak kios-kios yang kurang strategis misalnya yang di belakang, agar tak kesepian karena kurang pengunjung bisa dibikin oleh para mahasiswa menjadi jauh lebih menarik. Para pengusaha kecil ini perlu diberdayakan juga kemampuannya dengan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh para mahasiswa ekonomi atau teknik manajemen industri dari berbagai Kabinet Mahasiswa di kampus-kampus Indonesia. Sehingga pada akhirnya akan semakin memancing minat para pembelanja datang. Kepada para pengusaha kecil yang suka pura-pura jujur padahal nakal, untuk tidak berbuat nakal lagi. Misalnya tindakan mengurangi timbangan; menjual daging yang tidak sehat bahkan mencampur dengan daging babi hasil buruan pemburu liar; menjual dendeng babi liar sebagai daging sapi; dan sebagainya adalah tindakan kriminal karena menipu dan merugikan konsumen.