Senin, 28 Maret 2011

Nurdin Halid Terbanting. Mungkinkah Kembali Bangkit? Serahkan kepada Hammam dan ... Ical !!!

Oleh Cardiyan HIS


Bukan Nurdin Halid kalau mau menyerah begitu saja. Meskipun kekuasaannya dipreteli habis oleh Pemerintah, dan menjadi musuh bersama suporter sepakbola, tokh dia segera membuat Kongres PSSI tandingan. Dia masih berharap dukungan Mohammed Hammam, Ketua AFC dan Anggota Komite Eksekutif FIFA yang powerful. Plus tentu saja kepada Ical dan jajaran Partai Golkar.




Kemampuan berakting Nurdin Halid hebring. Bak permainan sepakbola super defensif Inter Milan manakala menggusur Barcelona di semifinal liga Champions Eropa tahun lalu, taktik pelatih special one, Jose Mourinho dari Inter Milan ini mulai diterapkan Nurdin dalam menghadapi Menpora Andi Mallarangeng. “Andi Mallarangeng tidak berlaku cakap sebagai Menpora. Saya sebagai rakyat Indonesia memohon agar Presiden SBY segera mencopotnya,” kilah Nurdin. Menurut Nurdin, PSSI tak perlu pengakuan Pemerintah. PSSI hanya tunduk mutlak kepada keputusan FIFA. Titik.





Dan karena masih merasa bahwa PSSI kepengurusannya sah di mata FIFA sebelum ada surat resmi FIFA soal status PSSI, Nurdin Halid mengklaim berkompeten untuk mengadakan Kongres PSSI. Direncanakan 4 bulan sejak Kongres PSSI di Pekanbaru yang dibatalkannya pada tanggal 26 Maret 2011, Nurdin mempersiapkan kongres pemilihan anggota Komite Pemilihan dan Komite Banding. Dua bulan kemudian PSSI versi Nurdin Halid mengadakan kongres pemilihan anggota Komite Eksekutif. Komite Eksekutif inilah yang diharapkan Nurdin, memilihnya kembali sebagai Ketua Umum PSSI mendatang.


Mungkinkah Nurdin bangkit? Segala kemungkinan bisa saja masih terjadi. Dan kita justru akan memperoleh proses pembelajaran berharga dari fenomena seorang Nurdin Halid; bagaimana seorang anak manusia bisa survive apapun orang mengatakannya sebagai sampah. Dan dari sinilah kita dapat pembelajaran bagaimana memecahkan masalah bangsa dalam skala yang lebih besar. Coba ikuti alur pemikiran Nurdin Halid.




Pertama; Saya masih berstatus resmi Ketua Umum PSSI karena FIFA -----sebagai otoritas sepakbola tertinggi di dunia adalah mutlak berkuasa atas organisasi sepakbola di negara manapun dan tak peduli dengan kekuasaan Pemerintah manapun------ belum mencopot saya.


Kedua: Saya masih dipandang Ketua Umum PSSI oleh Mohammed Hammam, Ketua AFC sekaligus Anggota Komite Eksekutif FIFA yang powerful. Nurdin Halid langsung pergi ke KL, Malaysia markas AFC menemui Hammam manakala terusir dari Pekanbaru, Riau. Hammam akan dapat menganulir keputusan rapat FIFA bila akan merugikan kepentingan saya. Hammam sangat berutang budi kepada saya karena saya mendukungnya manakala memenangi pemilihan Ketua AFC. Dan sekarang Hammam akan maju menjadi calon Presiden FIFA menghadapi incumbent Presiden FIFA Sepp Blatter, tentu saja saya sebagai Ketua Umum PSSI akan menggalang pemenangannya dimulai dari Indonesia dan kawasan ASEAN bahkan Asia.



Ketiga: Saya sebagai kader Golkar dan telah ditunjuk oleh Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Ketua Pemenangan Pemilu Presiden Periode 2014-2019 se Sulawesi, akan mendapat dukungan penuh jajaran Partai Golkar karena saya dizalimi oleh Menpora yang berasal dari Partai Demokrat. Sebagai kader Golkar sejati secara total saya akan didukung Partai Golkar. Saya akan fight menekan SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat untuk mencopot Andi Mallarangeng sebagai Menpora kalau Partai Demokrat tak mau digembosi Partai Golkar di dalam peta konstelasi politik nasional. Kasus Bank Century, salah satunya, akan dilambungkan kembali oleh Partai Golkar untuk memporak-porandakan SBY dan Partai Demokrat.

Sisi Lain





Begitulah Nurdin Halid. Apapun jalan pikirannya, harus diakui bahwa kini Nurdin tak sekuat dulu lagi dalam mempertahankan kekuasaannya. Dulu Nurdin Halid, sebagai Ketua Umum PSSI selalu berhasil berlindung secara mutlak di bawah kekuasaan Dewa FIFA sampai-sampai Pemerintah RI pun tak bisa mengusiknya. Namun sekarang FIFA pun sudah mulai berpikir kritis dan tak mau begitu saja menerima setiap informasi dan laporan PSSI. FIFA sudah mulai menerapkan prinsip cover both sides khususnya untuk kasus Indonesia, dengan menerima pula informasi dari kubu yang bersebrangan dengan Nurdin Halid dan terlebih-lebih dari informasi masyarakat sepakbola Indonesia yang relatif murni dari kepentingan politik selain murni sepakbola. Begitu pula Presiden FIFA Sepp Blatter mulai bermain “politik” karena punya kepentingan untuk menjegal Nurdin Halid yang terang-terangan mendukung Mohammed Hammam sebagai pesaing Blatter dalam calon Presiden FIFA mendatang.




Nurdin Halid selalu mengabaikan suara suporter sepakbola, baik yang di jalanan maupun yang di dunia maya meskipun jumlahnya puluhan juta. Karena Nurdin yakin sepanjang suara pemilih PSSI untuk Kongres PSSI masih di bawah kangkangannya, ya aman-aman saja. Namun manakala infra struktur Nurdin Halid tercopoti semua terutama yang menyangkut distopnya dana APBN dan APBD untuk semua kegiatan sepakbola oleh Pemerintah RI, Nurdin bagai seorang lelaki tak berdaya lagi, nafsu besar tenaga kurang kata sebuah anekdot. Ditambah, Pemerintah juga menginstruksikan Kepolisian RI untuk tidak memberikan ijin kompetisi yang mungkin diselenggarakan oleh PSSI versi Nurdin Halid. Ini sangat strategis dalam menjegal kekuasaan Nurdin karena PSSI tanpa kegiatan kompetisi sama saja dengan bohong, ibarat macan kertas gitu.


Kehadiran Aburizal Bakrie pada kegiatan sosial Presiden SBY ketika minggu lalu meresmikan sebuah pusat kegiatan olahraga skala dunia dan terang-terangan menyindir PSSI yang terus kisruh, hendaknya dipandang sebagai “mulai beralihnya arah angin” sang “God Father” Ical terhadap Nurdin Halid. Ical sendiri yang nyaris 100% tengah merancang “Road Map to be the Next President of Republic of Indonesia” harus berhitung cermat. Sebagian besar para pemilih Pemilu 2014-2019 adalah anak muda. Mereka adalah yang sangat membenci Nurdin Halid sebagai “penjahat sepakbola” selain memandang tak pantas mantan dua kali narapidana memimpin sebuah organisasi perjuangan PSSI. Ical harus berpikir keras apakah taktis dengan tetap memilih Nurdin Halid sebagai Ketua Pemenangan Pemilu Partai Golkar se Sulawesi? Ical harus berpikir dingin agar dia sendiri tak tersandung dengan ambisinya menjadi calon Presiden RI mendatang, terlebih kasus lumpur Lapindo pun belum hilang dalam ingatan rakyat Indonesia.








Dan yang paling ditakutkan oleh Nurdin Halid sendiri, sebenarnya adalah masalah yang berkaitan dengan perkara kriminal. Dua kali menjalani penjara, sekuat apapun mental seorang Nurdin Halid, tokh ia juga manusia yang memiliki rasa takut. Nurdin Halid sudah diincar KPK karena menerima dana cek pelawat sebesar Rp. 500 juta dari anggota DPR periode 2004-2009 asal Partai Golkar, Hamka Yamdhu yang juga mantan Bendahara Umum PSSI, yang kini mendekam di penjara. Nurdin juga tengah dihadang kasus menerima uang Rp. 100 juta dari Manajer kesebelasan Persisam Samarinda, yang telah divonis bersalah oleh hakim Pengadilan Negeri Samarinda.


www.cardiyanhis.blogspot.com
http://id.linkedin.com/pub/cardiyan-his/20/742/2a6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar